You are currently viewing STOP Card: Panduan Lengkap untuk Mengisi Kartu Pengamatan Keselamatan

STOP Card: Panduan Lengkap untuk Mengisi Kartu Pengamatan Keselamatan

STOP Card adalah alat penting dalam program keselamatan kerja. Kartu ini digunakan untuk mencatat pengamatan terhadap perilaku dan kondisi yang berpotensi berbahaya di tempat kerja. Dengan mengisi STOP Card secara rutin, kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko sebelum menyebabkan kecelakaan atau cedera. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara mengisi STOP Card dengan efektif.

Apa itu STOP Card?

STOP adalah singkatan dari “Safety Training Observation Program” atau Program Observasi Pelatihan Keselamatan. STOP Card adalah formulir yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan keselamatan di tempat kerja. Observasi ini bisa berupa:

  • Perilaku tidak aman: Tindakan karyawan yang berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain (misalnya, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), melakukan pekerjaan tanpa prosedur yang benar).
  • Kondisi tidak aman: Lingkungan kerja atau peralatan yang berpotensi berbahaya (misalnya, lantai licin, peralatan rusak, pencahayaan buruk).

Mengapa STOP Card Penting?

Mengapa kita perlu repot-repot mengisi STOP Card? Bukankah itu hanya menambah pekerjaan? Jawabannya adalah tidak! STOP Card adalah investasi berharga dalam keselamatan kerja. Berikut alasannya:

  • Meningkatkan Kesadaran Keselamatan: Pengisian STOP Card secara rutin meningkatkan kesadaran keselamatan bagi pengamat dan orang-orang yang diamati. Sebuah studi menunjukkan bahwa perusahaan yang secara aktif menggunakan STOP Card mengalami penurunan kecelakaan kerja hingga 20%.
  • Mengidentifikasi Potensi Bahaya: Membantu mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja sebelum terjadi kecelakaan.
  • Mengurangi Kecelakaan dan Cedera: Dengan mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya, STOP Card membantu mengurangi risiko kecelakaan dan cedera.
  • Meningkatkan Budaya Keselamatan: Berkontribusi pada peningkatan budaya keselamatan di tempat kerja.

Apakah Anda tahu bahwa menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat ribuan kasus kecelakaan kerja setiap tahunnya di Indonesia? Ini adalah pengingat betapa pentingnya upaya pencegahan melalui program seperti STOP Card.

Bagaimana Cara Mengisi STOP Card?

Mengisi STOP Card mungkin terlihat sederhana, tetapi ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan agar pengisiannya efektif. Berikut adalah panduan langkah demi langkah tentang cara mengisi STOP Card:

  1. Identifikasi Lokasi dan Waktu:
    • Isi informasi lokasi pengamatan (misalnya, departemen, area kerja).
    • Tuliskan tanggal dan waktu pengamatan.
  2. Amati Perilaku dan Kondisi:
    • Pilih fokus pengamatan: Tentukan aspek keselamatan apa yang akan Anda amati (misalnya, penggunaan APD, prosedur kerja, kondisi peralatan).
    • Lakukan pengamatan: Amati perilaku karyawan dan kondisi lingkungan kerja dengan cermat. Perhatikan hal-hal yang sesuai dengan fokus pengamatan Anda.
    • Catat temuan: Catat semua perilaku atau kondisi yang berpotensi berbahaya. Deskripsikan secara detail apa yang Anda lihat.
  3. Klasifikasikan Temuan:
    • Identifikasi kategori: Kategorikan temuan Anda (misalnya, perilaku tidak aman, kondisi tidak aman, pujian untuk perilaku aman).
    • Tentukan tingkat risiko: Nilai tingkat risiko dari setiap temuan (misalnya, rendah, sedang, tinggi). Pertimbangkan potensi keparahan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
  4. Ambil Tindakan Perbaikan:
    • Rekomendasikan tindakan perbaikan: Berikan rekomendasi tentang tindakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk mengatasi potensi bahaya. Rekomendasi harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART).
    • Laporkan temuan: Laporkan temuan Anda kepada pihak yang berwenang (misalnya, pengawas, manajer keselamatan) untuk ditindaklanjuti.
  5. Tindak Lanjut:
    • Pantau tindakan perbaikan: Pastikan tindakan perbaikan yang direkomendasikan telah dilakukan.
    • Lakukan pengamatan ulang: Lakukan pengamatan ulang untuk memastikan bahwa potensi bahaya telah diatasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat memastikan bahwa STOP Card Anda terisi dengan benar dan efektif. Ingat, ketelitian adalah kunci!

Contoh Pengisian STOP Card

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh pengisian STOP Card:

Contoh Kasus 1: Perilaku Tidak Aman

  • Lokasi: Area Pengecatan
  • Waktu: 10:00 AM, 20 Mei 2024
  • Pengamatan: Seorang pekerja sedang melakukan pengecatan tanpa menggunakan masker pernapasan.
  • Kategori: Perilaku Tidak Aman
  • Tingkat Risiko: Sedang (Potensi iritasi saluran pernapasan)
  • Tindakan Perbaikan:
    • Peringatkan pekerja untuk menggunakan masker pernapasan.
    • Periksa ketersediaan dan kondisi masker pernapasan.
    • Lakukan pelatihan tentang penggunaan APD.
  • Tindak Lanjut: Pastikan pekerja menggunakan masker pernapasan saat melakukan pengecatan. Lakukan pengamatan ulang.

Contoh Kasus 2: Kondisi Tidak Aman

  • Lokasi: Gudang
  • Waktu: 2:00 PM, 20 Mei 2024
  • Pengamatan: Terdapat tumpahan cairan oli di lantai gudang.
  • Kategori: Kondisi Tidak Aman
  • Tingkat Risiko: Tinggi (Potensi terpeleset dan jatuh)
  • Tindakan Perbaikan:
    • Pasang rambu peringatan bahaya licin.
    • Bersihkan tumpahan oli segera.
    • Lakukan pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan kebocoran oli.
  • Tindak Lanjut: Pastikan tumpahan oli telah dibersihkan. Lakukan pengamatan ulang.

Contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari berbagai skenario yang mungkin terjadi di tempat kerja. Penting untuk selalu waspada dan melakukan pengamatan secara komprehensif.

Tips untuk Mengisi STOP Card yang Efektif

Mengisi STOP Card bukanlah sekadar rutinitas, melainkan sebuah kesempatan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Berikut adalah beberapa tips untuk mengisi STOP Card yang efektif:

  • Fokus pada pengamatan: Jangan hanya mengisi formulir, tetapi benar-benar amati lingkungan kerja dan perilaku karyawan. Ingat, mata Anda adalah alat terpenting dalam program STOP Card.
  • Berikan deskripsi yang jelas dan detail: Jelaskan temuan Anda secara spesifik, hindari bahasa yang ambigu. Semakin detail deskripsi Anda, semakin mudah tindakan perbaikan dapat dilakukan.
  • Bersikap objektif: Laporkan temuan Anda tanpa prasangka atau penilaian pribadi. Tujuan utama adalah mengidentifikasi bahaya, bukan menyalahkan.
  • Berikan rekomendasi yang realistis: Usulkan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Jangan memberikan rekomendasi yang mustahil untuk dilakukan.
  • Lakukan tindak lanjut: Pastikan tindakan perbaikan telah dilakukan dan potensi bahaya telah diatasi. Tindak lanjut adalah bagian krusial dari program STOP Card.
  • Libatkan semua karyawan: Dorong semua karyawan untuk berpartisipasi dalam program STOP Card. Semakin banyak mata yang mengamati, semakin efektif program tersebut.

Dengan menerapkan tips di atas, Anda dapat memaksimalkan manfaat dari program STOP Card dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif. Apakah Anda pernah menemukan situasi di mana penerapan STOP Card berhasil mencegah kecelakaan? Bagikan pengalaman Anda!

Kesimpulan

STOP Card adalah alat yang sangat berguna untuk meningkatkan keselamatan kerja. Dengan mengisi STOP Card secara rutin dan mengikuti panduan di atas, Anda dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat. Ingatlah bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita berkomitmen untuk melakukan pengamatan keselamatan dan mengambil tindakan perbaikan untuk mencegah kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Dengan demikian, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar kita.

Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut dalam menerapkan program K3 yang efektif, termasuk pelatihan dan konsultasi terkait STOP Card, PT. Ayana Duta Mandiri siap membantu Anda. Kami menyediakan layanan konsultasi, pelatihan, sertifikasi, dan inspeksi K3 yang komprehensif untuk berbagai sektor industri. Hubungi kami melalui WhatsApp untuk informasi lebih lanjut.