Pelatihan P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri
Dalam artikel sebelumnya yang berjudul, Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), telah dibahas mengenai pentingnya pengetahuan P3K pada sebuah perusahaan. Maka dalam artikel kali ini akan dibahas pentingnya memiliki petugas khusus yang mengurus P3K.
Mengapa setiap perusahaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja wajib memiliki Petugas P3K? Apa peran dari Petugas P3K di perusahaan? Lalu siapa yang bisa menjadi Petugas P3K ini?
Jika Anda masih bingung dengan hal tersebut, silahkan baca artikel ini sampai habis. Tidak hanya sampai di sana, karena akan dibahas juga mengenai prinsip kerja, tips menjadi petugas yang profesional, hingga memperoleh sertifikasi BNSP.
Pelatihan P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri
Seberapa penting keberadaan Petugas P3K di perusahaan? Petugas P3K sebenarnya memiliki fungsi untuk menolong korban kecelakaan kerja secara cepat dan efisien. Tujuannya supaya luka korban tidak bertambah parah.
Aturan pemerintah mengenai jumlah Petugas P3K dalam perusahaan yang memiliki 150 karyawan, minimal harus ada 1 Petugas P3K. Dengan catatan, industri yang digeluti memiliki riwayat kecelakaan kerja rendah. Hal ini tertulis dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Per.15/Men/VIII/2008.
Lalu, bagaimana dengan industri atau perusahaan dengan tingkat kecelakaan tinggi? Maka Petugas P3K harus mengikuti kebutuhan tiap perusahaan.
Lalu mengapa harus ada Petugas P3K di setiap perusahaan? Apakah fungsinya sama dengan petugas K3 yang ada di perusahaan tersebut?
Petugas P3K dianggap penting karena perannya dalam menangani korban kecelakaan sesaat setelah terjadi insiden. Petugas P3K dibekali untuk bisa melakukan pertolongan pertama. Tujuannya, supaya korban kecelakaan segera ditangani oleh orang yang paham tentang kecelakaan kerja. Selain itu juga untuk menurunkan risiko luka korban menjadi lebih parah.
Lebih lanjut, sebenarnya Petugas P3K memiliki tugas yang cukup penting dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Apa saja tugas dari Petugas tersebut?
- Melaksanakan Tindakan P3K
Petugas P3K harus paham dan bisa melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan. Petugas P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri Hal ini untuk menurunkan risiko luka korban menjadi lebih parah. Misalnya sajaada kecelakaan kebakaran. Petugas P3K harus segera melakukan evakuasi korban. Setelah berada di lokasi aman, lakukan pertolongan pertama. Misalnya saja dengan menenangkan korban kemudian mengurangi nyeri akibat luka bakar. Jika kondisi luka parah, segera antar korban ke pusat kesehatan terdekat. Tujuannya supaya segera memperoleh pengobatan yang lebih lengkap dan profesional.
- Merawat Perlengkapan P3K
Setiap perusahaan harus memiliki perlengkapan P3K. Hal ini untuk memudahkan Petugas P3K maupun karyawan lainnya untuk menggunakannya. Terutama saat terjadi kondisi darurat.
Apa saja perlengkapan yang harus ada di perusahaan terkait P3K?
- Ruang Pertolongan Pertama/Ruang Kesehatan
CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) adalah teknik pertolongan pertama yang dilakukan untuk mengembalikan sirkulasi darah dan pernapasan pada seseorang yang mengalami henti jantung. Berikut adalah langkah-langkah melakukan CPR dengan benar:
- Pastikan Keamanan dan Periksa Respons Korban
- Pastikan lingkungan sekitar aman.
- Coba panggil korban dan goyangkan bahunya dengan lembut.
- Jika tidak ada respons, minta bantuan orang lain untuk menelepon layanan darurat (119 di Indonesia) atau lakukan sendiri jika sendirian.
- Periksa Pernapasan dan Detak Jantung
- Lihat apakah dada korban naik turun.
- Dengarkan suara napas dengan mendekatkan telinga ke mulut korban.
- Rasakan aliran napas dengan pipi.
Jika korban tidak bernapas atau hanya terengah-engah, segera lakukan CPR.
- Lakukan Kompresi Dada (Chest Compressions)
- Letakkan kedua tangan di tengah dada korban (di atas tulang dada, antara kedua puting).
- Gunakan tumit tangan untuk menekan dengan kuat dan cepat.
- Tekan sedalam 5-6 cm untuk orang dewasa, dan sekitar 4 cm untuk anak-anak.
- Lakukan dengan kecepatan 100-120 tekanan per menit.
- Biarkan dada kembali naik setelah setiap tekanan.
- Berikan Napas Buatan (Jika Terlatih)
- Miringkan kepala korban ke belakang sedikit dan angkat dagunya untuk membuka jalan napas.
- Jepit hidung korban, lalu berikan dua napas penuh ke mulutnya, masing-masing sekitar 1 detik.
- Pastikan dada korban naik saat memberikan napas buatan.
- Jika tidak terlatih dalam napas buatan, cukup lakukan kompresi dada terus-menerus tanpa henti.
- Lanjutkan CPR Sampai Bantuan Datang
- Terus lakukan 30 kompresi dada diikuti 2 napas buatan (jika bisa) secara berulang.
- Jika korban mulai bernapas normal, posisikan korban dalam posisi pemulihan (miring ke samping).
- Jika ada AED (Automated External Defibrillator), gunakan segera sesuai petunjuk perangkat. Untuk bayi di bawah 1 tahun, gunakan dua jari untuk menekan dada dan jangan terlalu dalam.
- CPR harus segera dilakukan dalam 2-3 menit pertama setelah henti jantung untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.
Teknik Jaw Thrust adalah metode pembukaan jalan napas yang digunakan terutama pada korban yang dicurigai mengalami cedera tulang belakang. Teknik ini lebih aman dibandingkan teknik head tilt-chin lift, karena tidak menggerakkan leher dan kepala korban.
Langkah-Langkah Melakukan Teknik Jaw Thrust:
- Posisikan Diri dengan Benar
- Berlutut di samping atau di belakang kepala korban.
- Letakkan Tangan di Rahang Korban
- Letakkan kedua tangan di kedua sisi kepala korban.
- Posisikan jari telunjuk dan tengah di bawah sudut rahang korban (di dekat telinga).
- Gunakan ibu jari untuk menekan pipi atau bagian atas kepala korban agar tetap stabil.
- Dorong Rahang ke Atas
- Angkat rahang ke atas dan ke depan secara perlahan tanpa menggerakkan leher.
- Ini akan membuka jalan napas dan memungkinkan korban bernapas lebih mudah.
- Periksa Pernapasan
- Lihat apakah dada korban naik turun.
- Dengarkan suara napas dengan mendekatkan telinga ke mulut korban.
- Rasakan aliran udara dengan pipi.
Kapan Menggunakan Jaw Thrust?
✅ Jika korban tidak sadar dan ada dugaan cedera tulang belakang (misalnya karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian, atau benturan keras).
✅ Saat melakukan ventilasi menggunakan bag valve mask (BVM) dalam situasi medis darurat.
Peringatan:
⚠ Jangan gunakan head tilt-chin lift pada korban dengan dugaan cedera tulang belakang, karena bisa memperburuk kondisi mereka.
⚠ Jika korban masih tidak bernapas setelah jalan napas terbuka, segera lakukan CPR dan hubungi layanan darurat.
Teknik ini sering digunakan oleh tenaga medis atau petugas pertolongan pertama dalam situasi darurat.
Head Tilt-Chin Lift adalah teknik pembukaan jalan napas yang digunakan pada korban yang tidak sadar namun tidak dicurigai mengalami cedera tulang belakang. Teknik ini bertujuan untuk menghilangkan sumbatan pada jalan napas yang sering disebabkan oleh jatuhnya lidah ke belakang tenggorokan.
Langkah-Langkah Melakukan Head Tilt-Chin Lift
- Pastikan Korban dalam Posisi yang Benar
- Posisikan korban dalam keadaan telentang di permukaan yang datar.
- Berlutut di samping kepala korban.
- Letakkan Tangan dengan Benar
- Satu tangan diletakkan di dahi korban, lalu dorong kepala ke belakang secara perlahan (head tilt).
- Tangan lainnya letakkan di bawah dagu korban, lalu angkat dagunya ke atas (chin lift).
- Periksa Jalan Napas
- Setelah kepala dimiringkan dan dagu diangkat, periksa apakah ada sumbatan seperti muntahan atau benda asing. Jika ada, bersihkan dengan jari.
- Pastikan dada korban mulai naik turun, yang menandakan udara bisa masuk.
- Pastikan Korban Bernapas
- Dekatkan telinga ke mulut korban, dengarkan suara napas.
- Lihat pergerakan dada korban.
- Rasakan aliran udara di pipi.
Kapan Menggunakan Teknik Ini?
✅ Jika korban tidak sadar dan tidak bernapas secara normal.
✅ Jika korban mengalami sumbatan jalan napas karena lidah jatuh ke belakang.
✅ Jika tidak ada dugaan cedera tulang belakang (jika ada dugaan cedera, gunakan jaw thrust maneuver).
Peringatan:
⚠ Jangan gunakan teknik ini jika korban dicurigai mengalami cedera tulang belakang, karena bisa memperparah kondisinya. Gunakan teknik Jaw Thrust sebagai gantinya.
⚠ Jika korban masih tidak bernapas setelah membuka jalan napas, segera lakukan CPR.
Teknik ini adalah dasar dalam pertolongan pertama dan sering digunakan dalam resusitasi.
Pertolongan CPR untuk Anak (Usia 1 Tahun Hingga Pubertas)
CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) pada anak memiliki teknik yang sedikit berbeda dari orang dewasa karena ukuran tubuh yang lebih kecil dan lebih rentan. Berikut langkah-langkah yang benar:
- Pastikan Keamanan dan Periksa Respons Anak
✅ Pastikan lingkungan sekitar aman sebelum mendekati anak.
✅ Coba panggil namanya dan goyangkan bahunya dengan lembut.
✅ Jika tidak ada respons, segera minta bantuan atau telepon 119 (layanan darurat di Indonesia).
- Periksa Pernapasan dan Detak Jantung
✅ Lihat apakah dada anak naik turun.
✅ Dengarkan suara napas dengan mendekatkan telinga ke mulutnya.
✅ Rasakan aliran napas dengan pipi.
✅ Cek denyut nadi di arteri karotis (leher) atau di pergelangan tangan (arteri radial).
🔴 Jika anak tidak bernapas atau hanya terengah-engah, segera mulai CPR.
- Lakukan Kompresi Dada (Chest Compression)
✅ Letakkan satu atau dua tangan di tengah dada anak (di atas tulang dada).
✅ Tekan dada dengan kedalaman sekitar 5 cm (sepertiga dari ketebalan dada).
✅ Lakukan kompresi dengan kecepatan 100-120 kali per menit (sekitar 2 kompresi per detik).
✅ Biarkan dada kembali naik setelah setiap tekanan.
🔹 Jika hanya ada satu penolong:
- Lakukan 30 kompresi dada, lalu berikan 2 napas buatan.
🔹 Jika ada dua penolong:
- Lakukan 15 kompresi dada, lalu berikan 2 napas buatan.
- Berikan Napas Buatan (Rescue Breaths)
✅ Miringkan kepala anak sedikit ke belakang dan angkat dagunya (head tilt-chin lift).
✅ Jepit hidung anak, lalu berikan 2 napas buatan ke mulutnya.
✅ Setiap napas diberikan selama 1 detik hingga dada naik.
✅ Jika dada tidak naik, periksa kembali apakah jalan napas tersumbat.
- Lanjutkan CPR Sampai Bantuan Datang
✅ Terus ulangi siklus 30:2 (atau 15:2 jika ada dua penolong) sampai:
- Anak mulai bernapas sendiri.
- Bantuan medis tiba dan mengambil alih.
- Penolong kelelahan dan tidak ada bantuan lain.
✅ Jika tersedia AED (Automated External Defibrillator), segera gunakan sesuai petunjuk.
Catatan Penting:
⚠ Gunakan satu tangan untuk anak yang lebih kecil, dan dua tangan jika anak lebih besar.
⚠ Jangan menekan terlalu dalam agar tidak melukai tulang dada.
⚠ Jika penyebab henti napas adalah tersedak, lakukan manuver Heimlich sebelum CPR.
💙 CPR pada anak harus dilakukan dengan hati-hati namun tetap efektif untuk meningkatkan peluang bertahan hidup! 🚑
Teknik Melakukan Pembidaian (Splinting) dalam Pertolongan Pertama
Pembidaian adalah teknik pertolongan pertama untuk menstabilkan tulang yang patah, cedera sendi, atau dislokasi agar tidak semakin parah sebelum mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
1. Prinsip Dasar Pembidaian
✅ Mencegah pergerakan tulang yang patah.
✅ Mengurangi rasa sakit dan mencegah cedera lebih lanjut.
✅ Mengurangi risiko kerusakan pada pembuluh darah dan saraf di sekitar cedera.
2. Jenis-Jenis Bidai
- Bidai Keras – Terbuat dari kayu, logam, atau plastik.
- Bidai Lunak – Menggunakan kain, bantal, atau bahan lembut lainnya.
- Bidai Improvisasi – Menggunakan bahan sekitar seperti koran, kardus, atau tongkat.
- Bidai Udara – Kantong yang bisa dikembungkan untuk menstabilkan cedera.
3. Langkah-Langkah Melakukan Pembidaian
A. Pastikan Keamanan dan Evaluasi Cedera
✅ Pastikan lingkungan sekitar aman sebelum menolong korban.
✅ Periksa bagian yang cedera, apakah ada patah tulang terbuka (tulang menonjol keluar kulit) atau tertutup.
✅ Jangan mencoba meluruskan tulang yang patah!
B. Lakukan Pembidaian dengan Benar
1️⃣ Gunakan bahan yang tersedia
- Pilih bidai yang cukup panjang untuk menutupi dua sendi di atas dan di bawah cedera.
2️⃣ Buat Posisi yang Nyaman
- Jika memungkinkan, biarkan korban dalam posisi senyaman mungkin.
- Jika terjadi patah tulang terbuka, jangan tekan luka, tetapi tutup dengan kain steril sebelum pembidaian.
3️⃣ Tempatkan Bidai dengan Hati-Hati
- Letakkan bidai di sisi yang tidak menekan luka langsung.
- Pastikan bidai cukup kaku untuk menahan pergerakan.
4️⃣ Ikat dengan Kain atau Perban
- Gunakan perban, kain, atau tali untuk mengikat bidai dengan tekanan yang cukup, tetapi tidak terlalu ketat.
- Periksa sirkulasi darah dengan mengecek warna kulit dan denyut nadi di bawah area cedera.
4. Spesifik Pembidaian Berdasarkan Lokasi Cedera
A. Pembidaian Lengan atau Pergelangan Tangan
✅ Gunakan bidai kayu, gulungan koran, atau benda keras lainnya.
✅ Bungkus lengan dengan kain lembut sebelum mengikat bidai.
✅ Gunakan mitella (sling) untuk menopang lengan yang cedera.
B. Pembidaian Kaki atau Pergelangan Kaki
✅ Gunakan bidai panjang (tongkat atau papan kayu) di bagian sisi dalam dan luar kaki.
✅ Ikat dengan kain atau perban di sekitar paha, lutut, dan pergelangan kaki.
✅ Jika tidak ada bidai, ikat kaki yang cedera ke kaki yang sehat sebagai penopang alami.
C. Pembidaian Patah Tulang Rusuk
✅ Bungkus dada dengan kain lebar atau perban elastis, tetapi jangan terlalu ketat agar korban tetap bisa bernapas.
✅ Minta korban untuk memegang bantal atau kain lembut di dada untuk mengurangi nyeri saat bernapas.
5. Setelah Pembidaian
✅ Cek sirkulasi darah setiap 15 menit (warna kulit, suhu, dan denyut nadi).
✅ Jangan biarkan korban bergerak terlalu banyak untuk mencegah cedera lebih lanjut.
✅ Segera bawa ke fasilitas medis terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
💡 Kesimpulan: Pembidaian adalah langkah penting dalam pertolongan pertama untuk mencegah pergerakan tulang yang patah dan mengurangi rasa sakit. Lakukan dengan hati-hati dan selalu cek kondisi korban secara berkala. 🚑
Pertolongan Pertama Saat Terjadi Keracunan
Keracunan dapat terjadi karena makanan, obat, bahan kimia, atau gas beracun. Pertolongan pertama harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mencegah dampak yang lebih parah.
1. Identifikasi Jenis Keracunan
Sebelum memberikan pertolongan, penting untuk mengetahui bagaimana racun masuk ke tubuh:
1️⃣ Melalui Mulut (Ingesti) → Makanan, minuman, obat, atau bahan kimia.
2️⃣ Melalui Pernapasan (Inhalasi) → Gas beracun, asap, atau bahan kimia berbentuk uap.
3️⃣ Melalui Kulit atau Mata (Kontak Langsung) → Racun serangga, bahan kimia, atau tanaman beracun.
4️⃣ Melalui Suntikan atau Gigitan → Racun dari gigitan ular, serangga, atau obat yang disuntikkan.
2. Langkah-Langkah Pertolongan Pertama
A. Keracunan Melalui Mulut (Makanan, Minuman, Obat, atau Bahan Kimia)
✅ Cek kesadaran korban dan pastikan mereka tidak tersedak.
✅ Jika korban sadar:
- Tanyakan apa yang dikonsumsi, kapan, dan berapa banyak.
- Jangan memaksakan muntah, kecuali disarankan oleh tenaga medis.
- Jika keracunan makanan, berikan banyak air putih untuk mengurangi konsentrasi racun dalam tubuh.
- Jika terkena bahan kimia (seperti pembersih rumah tangga), jangan berikan makanan atau minuman, karena bisa memperburuk kondisi.
🚨 Segera hubungi bantuan medis jika korban menunjukkan gejala parah, seperti muntah terus-menerus, kejang, atau kehilangan kesadaran.
B. Keracunan Gas atau Zat Kimia Melalui Pernapasan (Inhalasi)
✅ Segera bawa korban ke tempat yang memiliki udara segar.
✅ Longgarkan pakaian agar korban bisa bernapas lebih mudah.
✅ Jika korban tidak bernapas, lakukan CPR (Bantuan Napas Buatan).
✅ Jika keracunan disebabkan oleh gas karbon monoksida atau zat kimia beracun, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan oksigen medis.
🚨 Jangan memasuki ruangan yang penuh gas beracun tanpa perlindungan!
C. Keracunan Melalui Kulit atau Mata (Kontak Langsung)
✅ Bilas area kulit atau mata dengan air bersih selama 15-20 menit untuk menghilangkan racun.
✅ Jangan menggosok mata atau kulit yang terkena bahan kimia.
✅ Lepaskan pakaian atau aksesoris yang terkontaminasi dengan racun.
✅ Jika mata terasa perih atau buram setelah terkena bahan kimia, segera pergi ke dokter mata.
D. Keracunan Akibat Gigitan atau Sengatan Hewan Beracun
✅ Tenangkan korban dan usahakan agar tidak bergerak terlalu banyak, karena pergerakan dapat menyebarkan racun lebih cepat.
✅ Jika terkena gigitan ular berbisa:
- Jangan mengisap atau mengeluarkan racun dengan mulut.
- Ikat bagian atas luka dengan kain longgar untuk memperlambat penyebaran racun.
- Segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan serum anti-bisa.
✅ Jika terkena gigitan serangga atau ubur-ubur: - Bersihkan area gigitan dengan air dan kompres dengan es untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
3. Hubungi Bantuan Medis
Jika korban mengalami gejala serius seperti:
🔴 Kesulitan bernapas
🔴 Kejang
🔴 Tidak sadarkan diri
🔴 Detak jantung tidak normal
👉 Segera hubungi layanan darurat (119 di Indonesia) atau bawa ke rumah sakit terdekat.
Keracunan bisa sangat berbahaya, jadi penting untuk bertindak cepat dan tepat. Jangan asal memberikan makanan, minuman, atau mencoba memaksakan muntah, karena bisa memperburuk kondisi korban. Jika tidak yakin harus melakukan apa, segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan panduan yang tepat. 🚑
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Sepeda Motor 🚑🏍️
Kecelakaan sepeda motor sering mengakibatkan luka ringan hingga cedera serius. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa serta mencegah kondisi semakin parah.
1. Pastikan Keamanan Lokasi
✅ Pastikan area aman sebelum menolong korban (hindari lalu lintas, kebocoran bahan bakar, atau bahaya lainnya).
✅ Gunakan alat pelindung diri (jika tersedia) seperti sarung tangan atau masker untuk menghindari infeksi.
✅ Jangan pindahkan korban secara sembarangan, kecuali dalam situasi darurat (misalnya, ada risiko kebakaran).
2. Periksa Kesadaran Korban
✅ Coba panggil korban dengan suara keras: “Apakah Anda bisa mendengar saya?”
✅ Jika tidak ada respons, goyangkan bahu korban dengan lembut.
✅ Jika masih tidak sadar, cek pernapasan dengan melihat gerakan dada atau mendekatkan telinga ke mulut korban.
🚨 Jika korban tidak bernapas atau jantung berhenti, segera lakukan CPR!
3. Evaluasi Cedera dan Lakukan Pertolongan Pertama
A. Jika Korban Menggunakan Helm
✅ Jangan melepas helm korban, kecuali jika:
- Korban tidak bernapas dan perlu CPR.
- Helm longgar atau menghambat pernapasan.
✅ Jika harus melepas helm, lakukan dengan dua orang agar leher tetap stabil.
B. Jika Korban Mengalami Pendarahan
✅ Tekan luka dengan kain bersih atau perban untuk menghentikan perdarahan.
✅ Jika darah terus mengalir, tekan lebih kuat dan angkat bagian tubuh yang terluka (jika memungkinkan).
✅ Jangan gunakan torniket (ikat erat), kecuali perdarahan tidak bisa dikendalikan.
C. Jika Korban Mengalami Patah Tulang atau Cedera Sendi
✅ Jangan mencoba meluruskan tulang yang patah.
✅ Stabilkan area yang cedera dengan kain atau benda keras sebagai bidai.
✅ Jika patah tulang terbuka (tulang keluar dari kulit), tutup luka dengan kain bersih tanpa menekan terlalu keras.
D. Jika Korban Mengalami Cedera Kepala atau Leher
✅ Jangan menggerakkan kepala atau leher korban, kecuali ada risiko bahaya lebih besar.
✅ Jika korban tidak sadar tetapi masih bernapas, letakkan dalam posisi miring (recovery position) untuk mencegah tersedak.
✅ Jika korban sadar tetapi pusing atau linglung, minta untuk tetap diam sampai bantuan medis tiba.
🚨 Cedera kepala serius bisa menyebabkan pendarahan dalam, jadi segera cari bantuan medis!
4. Panggil Bantuan Medis
📞 Hubungi 119 (layanan darurat di Indonesia) atau minta seseorang segera mencari pertolongan.
✅ Beri tahu lokasi kecelakaan dan kondisi korban sejelas mungkin.
5. Tetap Dampingi Korban Sampai Bantuan Datang
✅ Tenangkan korban agar tidak panik dan memperburuk cedera.
✅ Jika korban sadar, beri tahu bahwa bantuan sedang dalam perjalanan.
✅ Periksa kembali pernapasan dan kesadaran secara berkala.
🔴 Utamakan keamanan diri sendiri sebelum menolong orang lain.
🔴 Jangan asal menggerakkan korban, terutama jika ada dugaan cedera tulang belakang.
🔴 Jika korban tidak bernapas, segera lakukan CPR.
🔴 Hubungi layanan darurat secepat mungkin.
🚑 Pertolongan yang cepat dan benar bisa menyelamatkan nyawa korban kecelakaan sepeda motor! 🚑
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Mobil 🚗🚑
Kecelakaan mobil bisa menyebabkan cedera ringan hingga serius. Tindakan pertolongan pertama yang tepat dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah cedera lebih lanjut.
1. Pastikan Keamanan Lokasi
✅ Periksa situasi sekitar sebelum menolong korban. Pastikan tidak ada bahaya seperti:
- Lalu lintas yang masih berjalan
- Kebocoran bahan bakar atau risiko kebakaran
- Kabel listrik jatuh
✅ Jika aman, nyalakan lampu hazard atau gunakan tanda darurat untuk memperingatkan pengendara lain.
✅ Jika kecelakaan terjadi di jalan ramai, panggil bantuan segera sebelum menolong korban.
🚨 Jangan langsung memindahkan korban kecuali ada bahaya yang mengancam!
2. Periksa Kesadaran Korban
✅ Panggil korban dan lihat apakah mereka merespons.
✅ Jika korban sadar, tanyakan apakah ada rasa sakit atau cedera yang dirasakan.
✅ Jika korban tidak merespons, cek pernapasan dengan melihat gerakan dada atau mendekatkan telinga ke mulutnya.
✅ Jika korban tidak bernapas, segera lakukan CPR!
🚨 Jika korban terjebak dalam kendaraan, jangan paksakan untuk mengeluarkan mereka kecuali ada bahaya seperti kebakaran.
3. Evaluasi Cedera dan Lakukan Pertolongan Pertama
A. Jika Korban Mengalami Pendarahan
✅ Tekan luka dengan kain bersih atau perban untuk menghentikan pendarahan.
✅ Jika darah terus keluar, tekan lebih kuat dan angkat bagian tubuh yang terluka (jika memungkinkan).
✅ Jangan gunakan torniket (ikat erat) kecuali jika perdarahan sangat parah dan tidak bisa dihentikan.
B. Jika Korban Mengalami Cedera Kepala atau Leher
✅ Jangan menggerakkan kepala atau leher korban kecuali dalam keadaan darurat (misalnya kendaraan terbakar).
✅ Jika korban tidak sadar tetapi masih bernapas, letakkan dalam posisi miring (recovery position) untuk mencegah tersedak.
✅ Jika korban sadar tetapi pusing, minta mereka tetap diam sampai bantuan medis datang.
🚨 Cedera kepala serius bisa menyebabkan pendarahan dalam, jadi segera cari bantuan medis!
C. Jika Korban Mengalami Patah Tulang atau Cedera Tulang Belakang
✅ Jangan mencoba meluruskan tulang yang patah atau memindahkan korban kecuali sangat diperlukan.
✅ Stabilkan area yang cedera dengan benda keras seperti papan atau jaket yang digulung.
✅ Jika korban terjebak, biarkan petugas penyelamat yang mengevakuasi.
D. Jika Korban Tidak Bernapas atau Jantung Berhenti (Henti Jantung)
✅ Lakukan CPR segera dengan langkah berikut:
- Letakkan korban di permukaan datar.
- Tekan dada di tengah dengan kecepatan 100-120 kompresi per menit.
- Berikan 2 napas buatan setelah setiap 30 kompresi.
✅ Jika tersedia, gunakan AED (Automated External Defibrillator) untuk membantu menghidupkan kembali jantung korban.
4. Panggil Bantuan Medis
📞 Segera hubungi 119 (layanan darurat di Indonesia) atau minta orang lain untuk menelepon.
✅ Beri tahu lokasi kejadian dan kondisi korban dengan jelas.
✅ Jika memungkinkan, tetap berbicara dengan petugas medis sampai mereka tiba.
5. Tetap Dampingi Korban Sampai Bantuan Datang
✅ Tenangkan korban agar tidak panik dan memperburuk cedera.
✅ Lindungi korban dari cuaca ekstrem (misalnya dengan jaket atau selimut).
✅ Periksa kembali pernapasan dan kesadaran korban secara berkala.
🔴 Utamakan keselamatan diri sendiri sebelum menolong korban.
🔴 Jangan asal memindahkan korban, terutama jika ada dugaan cedera tulang belakang.
🔴 Jika korban tidak bernapas, segera lakukan CPR.
🔴 Hubungi layanan darurat secepat mungkin.
🚑 Bantuan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa korban kecelakaan mobil! 🚗🚨
Perbedaan DRABC dan DRCAB dalam Pertolongan Pertama 🚑
DRABC dan DRCAB adalah dua pendekatan dalam pertolongan pertama yang digunakan untuk menilai dan menangani korban kecelakaan atau keadaan darurat medis. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada urutan penanganan, terutama dalam penekanan pada sirkulasi (C – Circulation) dan pernapasan (A – Airway & B – Breathing).
1. DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation)
DRABC lebih sering digunakan dalam kondisi umum pertolongan pertama, terutama jika korban masih bernapas.
Langkah-langkah DRABC:
1️⃣ D – Danger (Bahaya)
- Pastikan lokasi aman sebelum menolong korban.
- Periksa apakah ada bahaya seperti kebakaran, kabel listrik, atau lalu lintas yang masih berjalan.
2️⃣ R – Response (Respon Korban)
- Coba panggil korban atau goyangkan bahunya dengan lembut.
- Jika tidak ada respon, lanjut ke langkah berikutnya.
3️⃣ A – Airway (Jalur Napas)
- Periksa apakah ada sumbatan di jalur napas.
- Jika ada sumbatan, miringkan kepala korban dan angkat dagu (Head Tilt Chin Lift) untuk membuka jalur napas.
4️⃣ B – Breathing (Pernapasan)
- Lihat, dengar, dan rasakan apakah korban bernapas normal selama 10 detik.
- Jika bernapas, tempatkan dalam posisi pemulihan (recovery position) dan pantau kondisinya.
5️⃣ C – Circulation (Sirkulasi/Denyut Jantung)
- Periksa apakah ada perdarahan besar atau tanda-tanda henti jantung.
- Jika ada perdarahan, segera lakukan tindakan untuk menghentikannya.
💡 Kapan menggunakan DRABC?
✔ Jika korban masih bernapas, tetapi tidak sadar.
✔ Jika perlu mengontrol perdarahan besar sebelum melakukan tindakan lain.
2. DRCAB (Danger, Response, Circulation, Airway, Breathing)
DRCAB lebih sering digunakan dalam situasi henti jantung, di mana prioritas utama adalah mengembalikan sirkulasi darah melalui CPR.
Langkah-langkah DRCAB:
1️⃣ D – Danger (Bahaya)
- Pastikan lokasi aman sebelum menolong korban.
2️⃣ R – Response (Respon Korban)
- Coba panggil korban atau goyangkan bahunya dengan lembut.
- Jika tidak ada respon, lanjut ke langkah berikutnya.
3️⃣ C – Circulation (Sirkulasi/Denyut Jantung)
- Jika korban tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung, segera lakukan 30 kompresi dada.
- Kecepatan kompresi: 100-120 kali per menit.
4️⃣ A – Airway (Jalur Napas)
- Setelah 30 kompresi dada, buka jalur napas dengan teknik Head Tilt Chin Lift.
5️⃣ B – Breathing (Pernapasan)
- Berikan 2 napas buatan setelah setiap 30 kompresi dada.
- Lanjutkan CPR (30:2) sampai bantuan medis datang atau korban mulai bernapas.
💡 Kapan menggunakan DRCAB?
✔ Jika korban tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung (henti jantung).
✔ Jika perlu segera melakukan CPR tanpa membuang waktu.
Kesimpulan: Mana yang Harus Digunakan?
Situasi | Gunakan DRABC | Gunakan DRCAB |
Korban masih bernapas | ✅ | ❌ |
Korban tidak sadar tetapi bernapas | ✅ | ❌ |
Korban mengalami perdarahan besar | ✅ | ❌ |
Korban tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung | ❌ | ✅ |
Korban mengalami henti jantung | ❌ | ✅ |
🔥 Intinya:
- Gunakan DRABC jika korban masih bernapas untuk memastikan jalur napas terbuka dan mengontrol perdarahan.
- Gunakan DRCAB jika korban tidak bernapas untuk segera melakukan CPR dan mengembalikan sirkulasi darah.
🚑 Tindakan cepat dan tepat bisa menyelamatkan nyawa! 🚑
Isi Kotak P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) 🩹🚑
Kotak P3K (First Aid Kit) sangat penting untuk menangani cedera ringan hingga keadaan darurat sebelum mendapatkan bantuan medis. Berikut adalah daftar isi yang sebaiknya ada dalam kotak P3K:
1. Alat Pelindung Diri (APD) 🧤
✅ Sarung tangan medis (latex/nitrile) – mencegah infeksi saat menangani luka.
✅ Masker medis – melindungi dari debu atau droplet saat memberikan pertolongan.
2. Peralatan untuk Luka dan Perdarahan 🩸
✅ Plester berbagai ukuran – menutup luka kecil dan mencegah infeksi.
✅ Kasa steril – menutup luka lebih besar sebelum diperban.
✅ Perban elastis – untuk membalut luka atau cedera sendi.
✅ Perekat medis (tape medis) – menahan perban atau kasa pada tempatnya.
✅ Gunting medis – memotong perban, pakaian, atau kasa.
✅ Pinset – membantu mengambil serpihan atau benda kecil dari luka.
3. Obat-obatan Dasar 💊
✅ Antiseptik (Betadine/Rivanol) – membersihkan luka dan mencegah infeksi.
✅ Alkohol 70% atau tisu alkohol – membersihkan luka atau alat medis.
✅ Salep antibiotik – membantu penyembuhan luka dan mencegah infeksi.
✅ Paracetamol/Ibuprofen – untuk meredakan nyeri atau demam.
✅ Obat anti-alergi (Antihistamin) – mengatasi reaksi alergi ringan.
✅ Oralit atau larutan rehidrasi – mencegah dehidrasi akibat diare atau muntah.
4. Peralatan untuk Cedera atau Patah Tulang 🦴
✅ Bidai (Splint) – untuk menopang tulang yang patah.
✅ Kompres dingin instan – meredakan bengkak atau memar.
✅ Mitella (kain segitiga) – untuk menopang lengan yang cedera.
5. Peralatan Tambahan ⚕️
✅ Termometer – mengukur suhu tubuh.
✅ Lampu senter kecil – untuk pertolongan dalam kondisi gelap.
✅ Buku panduan pertolongan pertama – sebagai referensi darurat.
6. Kontak Darurat 📞
📌 Nomor darurat seperti 119 (ambulans Indonesia).
📌 Kontak dokter atau rumah sakit terdekat.
📌 Informasi medis penting (riwayat alergi atau penyakit tertentu).
✔ Kotak P3K harus selalu tersedia di rumah, kendaraan, tempat kerja, dan saat bepergian.
✔ Periksa isi kotak P3K secara rutin untuk memastikan obat dan peralatan dalam kondisi baik.
✔ Gunakan alat-alat ini sesuai kebutuhan dan segera cari bantuan medis jika kondisi serius.
🚑 Kotak P3K yang lengkap dapat menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat! 🚑
Memiliki ruangan khusus untuk melakukan pertolongan pertama sangat diajurkan. Petugas P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri Pasalnya, suangan khusus kesehatan memiliki standar kebersihan yang terjamin. Selain itu, ruangan kesehatan juga bisa digunakan untuk karyawan yang butuh istirahat sebentar karena sakit atau setelah terjadi insiden kecil.
- Kotak P3K
Kotak P3K sebaiknya ada di setiap ruangan. Apalagi jika perusahaan atau instansi besar dan memiliki karyawan banyak. Kotak tersebut sebaiknya bisa diakses oleh seluruh karyawan yang membutuhkan.
Apa saja isi dari kotak P3K tersebut? Isinya, perban, kapas, plester, obat merah, alkohol 70%, senter, masker, tensimeter, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.
- Alat Evakuasi dan Transportasi
Memiliki alat evakuasi korban juga sangat dianjurkan. Hal ini untuk memudahkan menolong korban saat terjadi kecelakaan. Apalagi jika kecelakaan yang terjadi cukup besar dan korban harus segera dipindahkan ke lokasi aman.
Apa saja alat evakuasi yang dimaksud? Misalnya saja tandu, kursi roda, dan sebagainya.
Selanjutnya, memiliki alat transportasi khusus untuk mengantar korban kecelakaan ke pusat kesehatan juga harus dimiliki perusahaan. Petugas P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri Tujuannya supaya korban kecelakaan bisa segera dibawa ke pusat kesehatan dan memperoleh penanganan medis yang lengkap.
- Peralatan Khusus Sesuai Dengan Risiko Industri
Setiap industri memiliki risiko yang berbeda. Oleh karena itu, Petugas P3K harus jeli saat mengadakan peralatan. Sesuaikan peralatan P3K dengan risiko yang sering terjadi di industri tempat bekerja.
Misalnya saja, di industri migas, sering terjadi ledakan atau kebakaran. Maka alat P3K yang harus ada adalah obat untuk menangani luka bakar. Sedangkan di industri konstruksi, kebanyakan karena jatuh atau tertimpa barang konstruksi. Maka perlengkapan P3K yang wajib ada adalah obat perawatan luka luar.
- Mencatat Setiap Kegiatan P3K
Tugas dari Petugas P3K selanjutnya adalah melakukan pencatatan untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Tujuannya adalah untuk arsip petugas. Selain itu, data tersebut sangat dibutuhkan untuk dilaporkan pada petugas kesehatan di Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan lain yang menangani korban.
- Melaporkan Kegiatan P3K pada Pengurus
Setelah melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan P3K, Petugas juga harus bisa membuat laporan. Laporan bisa dibuat secara tertulis maupun lisan. Laporan tersebut kemudian dilaporkan pada atasan, atau pengurus K3 di perusahaan.
Pelatihan P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri
Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan memang bukan tugas yang mudah. Dibutuhkan kerja cepat, efisien, dan tepat sasaran. Petugas P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri Jangan sampai, karena ingin segera menolong korban, sampai mengesampingkan kondisi luka. Misalnya saja untuk korban jatuh dari ketinggian, disarankan untuk tidak memindahkan korban secara tergesa. Sebaiknya amati dulu lukanya, apakah ada patah tulang serius dan pendarahan yang parah. Pasalnya, untuk luka serius, memindahkan korban secara sembarang bisa memperburuk kondisinya.
Oleh karena itu, Petugas P3K memiliki prinsip dasar saat melakukan tugasnya. Apa saja prinsip dasar tersebut?
- Pastikan Saat Melakukan Pertolongan Berada di Tempat Aman
Saat melakukan pertolongan pada korban, harus memastikan lokasi aman. Jika tempat kejadian kecelakaan tidak aman, segera evakuasi korban ke lokasi aman. Setelah itu, baru lakukan pertolongan pada luka yang diderita. Jangan sampai, Petugas P3K menjadi korban selanjutnya karena tidak memperhatikan prinsip kerja tersebut.
- Menangani Korban Secara Cekatan dan Efisien
Korban sebaiknya ditangani dengan segera dan secara efisien. Tujuannya supaya kondisi korban tidak bertambah parah, atau bahkan bisa ditangani segera.
- Melakukan Pencatatan Tentang Bantuan yang Diberikan
Melakukan pencatatan terhadap bantuan yang sudah dilakukan juga sangat penting. Laporan tersebut bisa digunakan untuk dilaporkan pada rumah sakit. Supaya tahu sudah sejauh mana pengobatan pertama yang dilakukan serta mengetahui kondisi korban lebih baik. Selain itu, bisa digunakan untuk data Petugas P3K.
Pelatihan P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan memang tidak semudah teori. Pasalnya, saat terjadi kecelakaan, reaksi kebanyakan orang adalah panik dan menyelamatkan diri. Namun, Petugas P3K tidak demikian. Petugas dituntut untuk tetap tenang supaya bisa menguasai situasi. Petugas P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri Kemudian, melakukan rencana bagaimana bisa menolong korban, namun tetap aman.
Dengan demikian, setiap Petugas P3K harus memiliki bekal ilmu yang cukup. Termasuk bagaimana cara menguasai diri supaya bisa menjalankan tugas di situasi yang serba panik.
Berikut beberapa tips untuk bisa memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan cekatan dan efisien.
- Usahakan Tetap Tenang
Mampu menguasai diri sendiri adalah kunci sukses menjadi Petugas P3K. Saat Petugas bisa tenang menghadapi kecelakaan kerja, maka rencana menolong korban pun bisa dilakukan dengan baik.
Tips supaya bisa tetap tenang saat terjadi kecelakaan adalah besar atau kecil insiden yang terjadi. Kemudian, coba fokus pada korban yang harus ditolong. Jika dibutuhkan, bisa mencari bantuan untuk membawa korban ke lokasi yang aman.
- Saat Melakukan Pertolongan, Usahakan Lokasi Aman
Supaya proses memberikan pertolongan pertama bisa berjalan baik, bawa korban ke lokasi aman. Jika lokasi aman, maka Petugas bisa lebih tenang saat melakukan pertolongan. Jangan sampai Petugas menjadi korban selanjutnya karena melakukan pertolongan di lokasi berbahaya.
- Perhatikan Kondisi Korban dengan Baik
Setelah berada di lokasi aman, perhatikan kondisi korban. Apakah detak jantungnya masih normal? Kemudian apakah pernapasan masih lancar? Lalu adakah luka atau memar di tubuh akibat kecelakaan?
Setelah memastikan semuanya, segera lakukan pengobatan pertama. Pengobatan pertama biasanya untuk mencegah luka bisa bertambah parah. Misalnya saja pada pendarahan. Maka fokus petugas adalah menghentikan pendarahan sebelum bertambah parah.
- Segera Buat Rencana Merujuk Korban ke Pusat Medis Terdekat
Ketika kondisi korban parah, sebaiknya segera buat rencana ke pusat kesehatan terdekat. Tujuannya supaya korban segera mendapat pengobatan yang lebih lengkap.
Bahkan untuk korban insiden yang tidak terlihat parah, sebaiknya tetap di rujuk pada pusat kesehatan. Tujuannya untuk menghindari luka dalam yang tidak terdeteksi.
- Memiliki Nomor Telepon Pusat Medis Terdekat
Untuk memudahkan dalam menangani korban, memiliki nomor telepon pusat medis terdekat juga sangat disarankan. Ini untuk memudahkan Petugas saat membawa korban ke pusat medis.
Tugas seorang Petugas P3K ternyata cukup vital. Pasalnya melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan tidak mudah. Harus memiliki dasar tentang ilmu kesehatan. Oleh karena itu, Petugas P3K membutuhkan pelatihan khusus.
Salah satu tempat training untuk Petugas P3K adalah PT Ayana Duta Mandiri. Perusahaan ini bergerak di bidang training K3 dan Uji kompetensi yang profesional. Bahkan sertifikasi dan sertifikat yang dikeluarkan dari BNSP.
Pelatihan P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri
Menjadi seorang Petugas P3K di perusahaan memang harus memiliki sertifikasi. Sertifikat ini menandakan bahwa orang tersebut sudah lulus uji kompetensi mengenai P3K.
Oleh karena itu, mengikuti training sebelum melakukan uji kompetensi sangat disarankan. Petugas P3K First Aider Sertifikasi BNSP & Kemnaker | PT. Ayana Duta Mandiri Hal ini supaya calon Petugas P3K, bisa menguasai kompetensi yang harus dimiliki.
Tujuan mengikuti training dan uji kompetensi adalah memiliki sumber daya manusia yang handal. Kemudian bisa menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Lalu syarat apa yang harus dipenuhi untuk bisa mengikuti training dan melakukan uji kompetensi? Berikut syarat dan kompetensi yang harus dikuasai saat mendaftar di PT Ayana Duta Mandiri.
- Daftar Unit Kompetensi
No. |
Kode Unit |
Judul Unit |
Jenis Standar (Standar Khusus/Standar Internasional/SKKNI) |
1. | B.060018.023.02 | Melakukan Pertolongan Pertama Pada Korban Kecelakaan Kerja | SKKNI K3 MIGAS |
- Bukti Kelengkapan Dasar Pemohon
No. | Bukti Persyaratan |
1. | Pas photo 3×4 sebanyak 2 lembar |
2. | Photo copy Ijazah terakhir |
3. | Photo copy Sertifikat kursus terkait K3 |
4. | Photo copy KTP / Paspor / Kitas |
5. | CV atau Surat Keterangan Pengalaman kerja |
6. | Surat Rekomendasi dari Pimpinan / Atasan Langsung / Rekanan Kerja (bila ada) |
- Persyaratan Pendidikan
No. | Bukti Persyaratan |
1 | Sarjana S1 pengalaman kerja nol tahun, serta telah mengikuti pelatihan berbasis kompetensi terkait K3 sesuai dengan skema Petugas P3K yang akan diases |
2 | Diploma D3 dengan pengalaman nol tahun, serta telah mengikuti pelatihan berbasis kompetensi terkait K3 sesuai dengan skema Petugas P3K yang akan diases |
3 | SLTA Sederajat mempunyai pengalaman kerja pada bidang K3 minimal 1 tahun, serta telah mengikuti pelatihan berbasis kompetensi terkait K3 sesuai dengan skema Petugas P3K yang akan diases |
- Bukti Kompetensi Yang Relevan
No. | Rincian Bukti Pendidikan/Pelatihan, Pengalaman Kerja, Pengalaman Hidup |
1. | Ada bukti video/photo praktek memperagakan pertolongan pernafasan buatan |
2. | Ada bukti video/photo praktek memperagakan pertolongan perdarahan |
3. | Ada bukti video/photo praktek memperagakan pertolongan luka bakar |
Peran Petugas P3K dalam sebuah perusahaan memang sangat penting. Tidak hanya untuk mengurangi penderitaan korban, bahkan Petugas P3K banyak yang menyelamatkan nyawa seseorang. Banyak kecelakaan kerja yang bisa berakibat fatal jika tidak segera memperoleh bantuan dengan tepat dan cepat.
Tidak dipungkiri, pertolongan yang diberikan Petugas P3K memang cukup sederhana. Hal ini karena peralatan yang dimilikipun sederhana. Namun, bisa dimanfaatkan untuk mengurangi sakit, bahkan mencegah luka lebih parah. Menurut Anda, bagaimana dengan peran Petugas P3K ini? Apakah setiap perusahaan wajib punya atau tidak?
Pendaftaran :
Telp 0811 8500 177
Whatsapp 0811 8500 177