Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding (K3 Perancah) BNSP Kemnaker Ampana 0811 8500 177

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding (K3 Perancah) BNSP Kemnaker Ampana

Bagi orang awam, istilah scaffolding terasa asing. Scaffolding adalah sebuah alat bangunan yang bersusun. Peralatan atau platform ini biasa dipakai dalam bidang konstruksi. Alat ini memiliki peran yang cukup penting dalam proyek konstruksi. Karena sangat membantu pekerjaan. Perangkat ini juga disebut dengan alat perancah.

Pendaftaran :

Telp 0811 8500 177

Whatsapp 0811 8500 177

Sifat alat ini hanya sementara. Sehingga bisa dibongkar dismantling begitu saat pekerjaan selesai. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Ampana Scaffolding dipakai sebagai penyangga pekerja konstruksi, bahan bangunan, dan perlengkapan kerja lain. Selain untuk mengerjakan proyek konstruksi, bangunan ini juga dimanfaatkan untuk pembongkaran dan pemeliharaan.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Ampana

Susunan perancah ini berupa tiang-tiang yang saling berkaitan. Sehingga membentuk sebuah sistem modular yang cukup kuat untuk menopang beban. Meski begitu, resiko penggunaannya cukup tinggi. Karena pekerja bisa mengalami cidera jika tidak berhati-hati. Oleh sebab itu, manajemen K3 konstruksi harus berjalan. Sudah menjadi aturan wajib pekerja konstruksi mengikuti Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Agar mendapatkan sertifikasi Kemnaker resmi untuk bertugas.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Ampana Struktur bangunan perancah harus kuat agar bisa menyangga beban berat. Kebutuhan akan alat ini tergantung dari apa yang dikerjakan. Hal ini juga dipengaruhi oleh pemilik proyek. Biasanya, perancah dibuat dengan cara merakit. Sehingga bisa dibuat secara mendadak. Oleh karena itu, pemilik proyek sebaiknya menugaskan seorang ahli scaffolding. Karena mendapatkan bekal Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) scaffolding.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Ampana

Sertifikasi Kemnaker menjadi syarat wajib bagi bekerja konstruksi untuk menjalankan tugas. Mengingat alat perancah bukanlah sembarang perangkat. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Platform ini terbuat dari besi atau pipa yang cukup beresiko jika salah pasang. Tapi, tak dapat dipungkiri, pemilik proyek juga menggunakan bahan lain sebagai alternatif. Bergantung pada kebutuhan. Lebih jelasnya, berikut jenis perancah yang umum digunakan.

Scaffolding (perancah) adalah struktur sementara yang digunakan untuk mendukung pekerja dan material selama konstruksi, perbaikan, atau pemeliharaan bangunan dan struktur lainnya. Ada berbagai jenis scaffolding yang digunakan tergantung pada kebutuhan proyek, lokasi, dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Berikut ini adalah beberapa jenis scaffolding yang umum digunakan:

  1. Scaffolding Tiang (Supported Scaffolding)

Scaffolding tiang adalah jenis yang paling umum digunakan dalam konstruksi bangunan. Scaffolding ini terdiri dari tiang vertikal yang menopang lantai kerja melalui palang horizontal. Scaffolding tiang didirikan dari tanah dan sering digunakan untuk pekerjaan di ketinggian rendah hingga sedang. Jenis ini bisa diatur untuk berbagai tinggi sesuai kebutuhan proyek. Umum digunakan untuk pekerjaan eksterior bangunan. Stabil dan mudah dipasang. Pemasangan dinding bata, pengecatan eksterior bangunan.

  1. Scaffolding Gantung (Suspended Scaffolding)

Scaffolding gantung dipasang pada atap atau bagian atas bangunan dan digantung dengan tali atau kabel. Biasanya, platform kerja bisa dinaikkan atau diturunkan ke posisi yang diinginkan. Cocok untuk pekerjaan di ketinggian besar, seperti pengecatan gedung tinggi atau pembersihan jendela. Dapat dipindahkan secara vertikal dengan mudah dan memungkinkan akses ke ketinggian yang lebih tinggi tanpa membangun perancah dari bawah. Pembersihan jendela gedung bertingkat, pengecatan fasad gedung tinggi.

  1. Scaffolding Bergerak (Mobile Scaffolding)

Scaffolding bergerak adalah scaffolding yang dipasang pada roda sehingga dapat dipindahkan dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain. Roda ini dilengkapi dengan pengunci untuk menjaga keamanan saat scaffolding sedang digunakan. Digunakan ketika pekerja perlu bergerak secara horizontal selama pekerjaan, seperti pada proyek-proyek besar atau perbaikan di banyak titik. Fleksibel dan mudah dipindahkan ke berbagai lokasi. Pemasangan langit-langit, pengecatan interior, pemeliharaan mesin di pabrik.

  1. Scaffolding Tiang Tunggal (Single Scaffolding)

Scaffolding tiang tunggal terdiri dari satu baris tiang vertikal yang didukung oleh dinding bangunan. Tiang-tiang ini terhubung oleh batang horizontal dan diagonal untuk menambah kekuatan. Umumnya digunakan untuk pekerjaan batu bata di sepanjang dinding bangunan. Struktur sederhana dan efektif untuk pekerjaan di dinding datar. Pekerjaan batu bata, pemasangan batu bata pada bangunan.

  1. Scaffolding Tiang Ganda (Double Scaffolding)

Scaffolding tiang ganda memiliki dua baris tiang vertikal yang dipasang secara paralel, memberikan lebih banyak stabilitas dan dukungan dibandingkan scaffolding tiang tunggal. Biasanya digunakan untuk pekerjaan yang tidak bisa dipaku ke dinding. Cocok untuk pekerjaan pada permukaan yang rapuh atau yang tidak bisa dipakukan, seperti dinding batu. Memberikan lebih banyak stabilitas dan kekuatan dibandingkan tiang tunggal. Pekerjaan pemasangan batu besar, restorasi dinding batu.

  1. Scaffolding Kwikstage (Kwikstage Scaffolding)

Scaffolding kwikstage adalah sistem scaffolding modular yang digunakan dalam konstruksi skala besar. Sistem ini terdiri dari komponen standar seperti palang horizontal, tiang vertikal, dan penopang diagonal, yang dapat dengan mudah dirakit dan dibongkar. Digunakan dalam proyek konstruksi skala besar atau komersial, seperti gedung bertingkat dan jembatan. Sangat stabil, mudah dirakit, dan dapat disesuaikan dengan bentuk bangunan yang rumit. Konstruksi gedung bertingkat, proyek infrastruktur.

  1. Scaffolding Teleskopik (Adjustable Scaffolding)

Scaffolding teleskopik memiliki fitur yang memungkinkan tinggi scaffolding diatur sesuai kebutuhan. Biasanya, sistem ini menggunakan pengunci untuk menjaga stabilitas. Sangat berguna untuk pekerjaan yang memerlukan penyesuaian tinggi secara konstan. Fleksibel dan cocok untuk berbagai jenis proyek. Renovasi bangunan, pekerjaan di tempat dengan permukaan tidak rata.

  1. Scaffolding Baja (Steel Scaffolding)

Scaffolding baja terbuat dari tabung baja yang kuat dan tahan lama. Jenis ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan kapasitas beban besar dan kestabilan tambahan. Digunakan dalam proyek besar yang membutuhkan struktur scaffolding yang sangat kokoh. Kuat, tahan lama, dan tahan terhadap beban berat. Proyek konstruksi gedung pencakar langit, jembatan, dan proyek infrastruktur berat.

  1. Scaffolding Kayu (Wooden Scaffolding)

Scaffolding kayu adalah jenis scaffolding tradisional yang terbuat dari tiang dan papan kayu. Meski semakin jarang digunakan karena scaffolding logam lebih populer, scaffolding kayu masih digunakan di beberapa wilayah. Digunakan untuk pekerjaan kecil atau di wilayah di mana bahan logam sulit diperoleh. Murah dan mudah dibuat di tempat. Pekerjaan renovasi rumah kecil, proyek bangunan pedesaan.

  1. Scaffolding Pipa dan Kopling (Tube and Coupler Scaffolding)

Scaffolding pipa dan kopling menggunakan pipa baja atau aluminium yang dihubungkan dengan kopling atau penjepit. Jenis ini memungkinkan fleksibilitas besar dalam desain dan dapat digunakan dalam berbagai konfigurasi. Digunakan untuk proyek konstruksi yang membutuhkan desain scaffolding khusus. Fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi medan atau bentuk bangunan yang tidak beraturan. Konstruksi bentuk bangunan unik, proyek industri atau fasilitas minyak dan gas.

  1. Scaffolding Cuplock

Scaffolding cuplock adalah sistem modular yang dirancang untuk perakitan cepat. Sistem ini menggunakan kunci “cup” yang memungkinkan tiang vertikal dan palang horizontal dikunci dengan cepat tanpa memerlukan baut atau pengencang tambahan. Digunakan dalam proyek skala besar dengan kebutuhan scaffolding yang cepat dan efisien. Cepat dipasang, kokoh, dan sangat efisien untuk proyek besar. Pembangunan gedung bertingkat, renovasi besar.

Pemilihan jenis scaffolding yang tepat sangat bergantung pada jenis proyek, kondisi lingkungan kerja, dan ketinggian yang diperlukan. Memahami perbedaan antara berbagai jenis scaffolding dapat membantu menentukan solusi yang paling aman, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Pendaftaran pelatihan scaffolding biasanya diadakan oleh lembaga-lembaga pelatihan yang diakui, termasuk asosiasi konstruksi, institusi keselamatan kerja, atau penyedia pelatihan industri. Pelatihan ini penting bagi para pekerja yang terlibat dalam pemasangan, pembongkaran, dan pemeliharaan scaffolding, karena scaffolding melibatkan risiko tinggi dan memerlukan kepatuhan terhadap standar keselamatan.

Syarat Umum Pendaftaran Pelatihan Scaffolding

Berikut adalah beberapa syarat umum yang biasanya diperlukan untuk mendaftar pelatihan scaffolding:

  1. Minimal Pendidikan: Biasanya peserta minimal harus lulusan SMA/SMK atau sederajat. Beberapa lembaga mungkin meminta pengalaman kerja di bidang konstruksi.
  2. Usia Minimal: Umumnya peserta harus berusia minimal 18 tahun atau lebih, karena pekerjaan scaffolding melibatkan penggunaan alat berat dan bekerja di ketinggian.
  3. Kesehatan Fisik: Peserta harus dalam kondisi fisik yang sehat, karena pekerjaan scaffolding membutuhkan stamina, ketangkasan, dan keseimbangan yang baik. Beberapa pelatihan mungkin memerlukan surat keterangan sehat dari dokter.
  4. Dokumen Pendaftaran:

Fotokopi KTP

Pasfoto terbaru (ukuran yang biasanya diminta adalah 3×4 atau 4×6)

Fotokopi ijazah terakhir

  1. Pengalaman Kerja (Opsional): Meskipun tidak selalu wajib, beberapa lembaga pelatihan mengutamakan peserta yang sudah memiliki pengalaman kerja di lapangan, terutama dalam bidang konstruksi atau industri terkait.
  2. Biaya Pelatihan: Setiap lembaga memiliki biaya pelatihan yang berbeda. Peserta harus membayar biaya pendaftaran dan biaya kursus sesuai ketentuan lembaga.

Materi yang Diajarkan

Pelatihan scaffolding biasanya mencakup materi berikut:

  • Dasar-dasar scaffolding: Mengenal berbagai jenis scaffolding dan peruntukannya.
  • Keselamatan kerja: Penggunaan alat pelindung diri (APD), cara bekerja di ketinggian, dan teknik pemasangan scaffolding yang aman.
  • Peraturan dan Standar: Kepatuhan terhadap peraturan dan standar keselamatan nasional dan internasional, seperti OSHA, SNI, dan lain-lain.
  • Teknik Pemasangan: Cara memasang dan membongkar scaffolding sesuai standar yang berlaku.
  • Pemeliharaan Scaffolding: Cara merawat scaffolding agar aman dan tahan lama.

Tempat dan Lembaga Pelatihan Scaffolding

Untuk mendaftar pelatihan scaffolding, Anda bisa mencari lembaga atau pusat pelatihan yang diakui di wilayah Anda, seperti:

  1. Lembaga K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja): Biasanya menyediakan pelatihan terkait keselamatan di tempat kerja, termasuk scaffolding.
  2. Balai Latihan Kerja (BLK): Instansi pemerintah yang menawarkan berbagai jenis pelatihan keterampilan, termasuk pelatihan scaffolding.
  3. Lembaga Pelatihan Swasta: Banyak penyedia pelatihan swasta yang bekerja sama dengan industri konstruksi menawarkan pelatihan scaffolding yang berstandar nasional dan internasional.
  4. Asosiasi Konstruksi: Beberapa asosiasi profesi di bidang konstruksi juga menyediakan pelatihan scaffolding bagi anggotanya.

Cara Pendaftaran

Untuk mendaftar pelatihan scaffolding, berikut langkah-langkah umum yang bisa Anda ikuti:

  1. Cari Lembaga Pelatihan: Temukan lembaga pelatihan yang menawarkan kursus scaffolding di wilayah Anda.
  2. Cek Jadwal dan Biaya: Periksa jadwal pelatihan, durasi kursus, dan biaya yang diperlukan.
  3. Isi Formulir Pendaftaran: Dapatkan formulir pendaftaran (bisa secara online atau langsung ke lembaga), lalu isi data diri dan lengkapi dengan dokumen yang diminta.
  4. Pembayaran: Lakukan pembayaran biaya pelatihan sesuai instruksi dari lembaga.
  5. Ikuti Pelatihan: Setelah mendaftar, ikuti jadwal pelatihan yang telah ditetapkan.

Dalam pelatihan scaffolding, peserta biasanya diajarkan cara melakukan perhitungan kebutuhan scaffolding secara tepat untuk memastikan bahwa pemasangan perancah aman dan efisien. Perhitungan ini sangat penting untuk menentukan jumlah bahan, stabilitas struktur, dan biaya proyek. Berikut adalah beberapa aspek perhitungan scaffolding yang umum diajarkan dalam pelatihan:

  1. Menghitung Volume atau Area Pekerjaan

Langkah pertama dalam menghitung kebutuhan scaffolding adalah menentukan volume atau area yang akan dilayani oleh scaffolding. Ini bergantung pada:

  • Ketinggian bangunan: Berapa tinggi bangunan atau bagian yang membutuhkan scaffolding?
  • Luas permukaan pekerjaan: Berapa lebar dan tinggi total dinding atau area yang harus dijangkau?
  • Jumlah sisi: Apakah scaffolding diperlukan di satu sisi bangunan atau lebih (misalnya, untuk pekerjaan di semua sisi bangunan)?

Contoh: Jika bangunan memiliki tinggi 20 meter dan lebar 30 meter, dan Anda perlu scaffolding untuk dua sisi, maka area yang dilayani adalah: Area Total=20 meter×30 meter×2 sisi=1200 meter persegi\text{Area Total} = 20 \, \text{meter} \times 30 \, \text{meter} \times 2 \, \text{sisi} = 1200 \, \text{meter persegi}Area Total=20meter×30meter×2sisi=1200meter persegi

  1. Menghitung Jumlah Bay atau Modul

Bay adalah satu unit scaffolding yang terdiri dari beberapa komponen seperti tiang vertikal, palang horizontal, dan papan kerja. Ukuran standar bay scaffolding biasanya adalah 2 hingga 2,5 meter panjang dan 1,5 hingga 2 meter lebar. Dalam menghitung jumlah bay, pertimbangkan ketinggian dan panjang permukaan yang akan dicakup.

Rumus menghitung jumlah bay:

Jumlah bay=Panjang dindingPanjang bay\text{Jumlah bay} = \frac{\text{Panjang dinding}}{\text{Panjang bay}}Jumlah bay=Panjang bayPanjang dinding

Contoh: Jika dinding yang harus dipasangi scaffolding memiliki panjang 30 meter dan panjang setiap bay adalah 2,5 meter, maka jumlah bay yang dibutuhkan:

Jumlah bay=302,5=12 bay\text{Jumlah bay} = \frac{30}{2,5} = 12 \, \text{bay}Jumlah bay=2,530=12bay

  1. Menghitung Ketinggian Tiang Vertikal

Ketinggian tiang vertikal ditentukan oleh ketinggian bangunan yang akan dikerjakan. Setiap segmen scaffolding biasanya memiliki ketinggian standar (misalnya 2 meter per segmen). Oleh karena itu, jumlah segmen vertikal (tingkat scaffolding) dapat dihitung berdasarkan ketinggian total bangunan.

Rumus menghitung jumlah tingkat scaffolding:

Jumlah tingkat=Tinggi bangunanTinggi segmen scaffolding\text{Jumlah tingkat} = \frac{\text{Tinggi bangunan}}{\text{Tinggi segmen scaffolding}}Jumlah tingkat=Tinggi segmen scaffoldingTinggi bangunan

Contoh: Jika bangunan memiliki tinggi 20 meter dan setiap segmen scaffolding memiliki tinggi 2 meter, maka jumlah tingkat scaffolding yang dibutuhkan adalah:

Jumlah tingkat=202=10 tingkat\text{Jumlah tingkat} = \frac{20}{2} = 10 \, \text{tingkat}Jumlah tingkat=220=10tingkat

  1. Menghitung Jumlah Papan Kerja

Papan kerja adalah bagian dari scaffolding yang digunakan oleh pekerja untuk berdiri dan bekerja. Biasanya, papan kerja dipasang di setiap tingkat scaffolding. Jumlah papan kerja yang diperlukan tergantung pada lebar scaffolding dan jumlah tingkat.

Rumus menghitung jumlah papan kerja:

Jumlah papan kerja=Jumlah bay×Jumlah tingkat\text{Jumlah papan kerja} = \text{Jumlah bay} \times \text{Jumlah tingkat}Jumlah papan kerja=Jumlah bay×Jumlah tingkat

Contoh: Jika terdapat 12 bay dan 10 tingkat scaffolding, jumlah papan kerja yang dibutuhkan adalah:

Jumlah papan kerja=12×10=120 papan kerja\text{Jumlah papan kerja} = 12 \times 10 = 120 \, \text{papan kerja}Jumlah papan kerja=12×10=120papan kerja

  1. Menghitung Beban Maksimal Scaffolding

Pelatihan scaffolding juga mencakup bagaimana menghitung kapasitas beban maksimal yang bisa ditahan oleh scaffolding. Kapasitas beban ditentukan oleh bahan scaffolding (baja atau aluminium), konfigurasi struktural, dan jumlah komponen pendukung.

Kapasitas beban scaffolding biasanya dinyatakan dalam pound per square foot (psf) atau kilogram per meter persegi (kg/m²). Beban ini harus mencakup berat pekerja, material yang diangkut, serta peralatan yang digunakan.

  1. Menghitung Jarak Antara Tie (Pengikat)

Tie adalah pengikat yang menghubungkan scaffolding dengan struktur bangunan untuk memberikan kestabilan tambahan. Pengikatan yang baik sangat penting untuk scaffolding tinggi agar tidak goyah atau rubuh. Tie biasanya dipasang pada interval tertentu tergantung pada ketinggian dan jenis scaffolding.

Rumus menghitung jarak tie:

Jarak antara tie=Tinggi scaffoldingJumlah tie yang diperlukan\text{Jarak antara tie} = \frac{\text{Tinggi scaffolding}}{\text{Jumlah tie yang diperlukan}}Jarak antara tie=Jumlah tie yang diperlukanTinggi scaffolding

Biasanya, tie dipasang setiap 4-6 meter secara vertikal dan horizontal.

  1. Menghitung Biaya Scaffolding

Dalam perhitungan praktis, pelatihan scaffolding juga mengajarkan peserta untuk memperkirakan biaya scaffolding, yang meliputi biaya sewa, pembelian, atau perawatan komponen scaffolding. Biaya ini biasanya dihitung berdasarkan jumlah material yang dibutuhkan (bay, papan kerja, tiang vertikal, dll.), durasi proyek, dan tingkat kesulitan pemasangan.

  1. Menghitung Jumlah Komponen Lain

Selain papan kerja dan tiang, komponen lain seperti penjepit, pengikat diagonal, dan guard rails juga perlu dihitung berdasarkan jumlah bay dan tingkat scaffolding.

Contoh Kasus Perhitungan Scaffolding:

Proyek: Bangunan dengan tinggi 30 meter dan panjang 50 meter membutuhkan scaffolding pada dua sisi. Setiap bay memiliki panjang 2,5 meter, dan tinggi setiap segmen scaffolding adalah 2 meter.

  1. Luas permukaan:

Luas total=30 meter×50 meter×2 sisi=3000 meter persegi\text{Luas total} = 30 \, \text{meter} \times 50 \, \text{meter} \times 2 \, \text{sisi} = 3000 \, \text{meter persegi}Luas total=30meter×50meter×2sisi=3000meter persegi

  1. Jumlah bay:

Jumlah bay per sisi=502,5=20 bay\text{Jumlah bay per sisi} = \frac{50}{2,5} = 20 \, \text{bay}Jumlah bay per sisi=2,550=20bay

Total jumlah bay untuk dua sisi = 20×2=40 bay20 \times 2 = 40 \, \text{bay}20×2=40bay.

  1. Jumlah tingkat:

Jumlah tingkat=302=15 tingkat\text{Jumlah tingkat} = \frac{30}{2} = 15 \, \text{tingkat}Jumlah tingkat=230=15tingkat

  1. Jumlah papan kerja:

Jumlah papan kerja=40×15=600 papan kerja\text{Jumlah papan kerja} = 40 \times 15 = 600 \, \text{papan kerja}Jumlah papan kerja=40×15=600papan kerja

Dengan contoh perhitungan di atas, peserta pelatihan akan mampu merencanakan dan memperkirakan kebutuhan scaffolding untuk berbagai proyek secara akurat dan aman. Dalam pelatihan scaffolding, berbagai komponen scaffolding dikenal dengan nama-nama spesifik yang membantu dalam pemasangan dan penggunaan scaffolding dengan benar. Berikut adalah nama-nama batang atau komponen scaffolding yang sering disebut dalam pelatihan:

  1. Standards (Batang Vertikal)
  • Fungsi: Merupakan batang vertikal utama yang menopang seluruh struktur scaffolding. Batang ini menyalurkan beban ke tanah atau ke landasan dasar (base plates).
  • Nama lain: Tiang vertikal atau pipa utama.
  • Bahan: Biasanya terbuat dari baja atau aluminium.
  1. Ledgers (Batang Horizontal)
  • Fungsi: Batang horizontal yang dipasang secara horizontal sepanjang panjang scaffolding untuk menghubungkan standar atau tiang vertikal. Mereka berfungsi untuk menstabilkan dan memperkuat struktur.
  • Nama lain: Balok horizontal.
  1. Transoms (Palang Lintang)
  • Fungsi: Batang horizontal yang dipasang tegak lurus terhadap ledgers. Transoms menahan papan kerja (planks) dan memberikan dukungan tambahan pada tiang vertikal (standards).
  • Nama lain: Penyangga papan atau balok silang.
  1. Braces (Batang Diagonal)
  • Fungsi: Batang diagonal yang digunakan untuk menambah kestabilan scaffolding. Brace ini mencegah scaffolding bergoyang atau terguling dengan memberikan kekuatan pada arah diagonal.
  • Nama lain: Batang penguat atau penahan diagonal.
  1. Putlogs
  • Fungsi: Batang horizontal yang satu ujungnya dipasang pada tiang scaffolding dan ujung lainnya ditanam di dinding bangunan. Putlog ini biasanya digunakan pada scaffolding tipe tiang tunggal.
  • Nama lain: Batang penopang atau balok penopang.
  1. Base Plates (Pelat Dasar)
  • Fungsi: Piringan logam yang ditempatkan di dasar batang vertikal untuk mendistribusikan beban secara merata ke tanah. Base plates mencegah tiang scaffolding tenggelam ke tanah yang lunak.
  • Nama lain: Pelat dasar atau alas kaki.
  1. Sole Boards (Papan Dasar)
  • Fungsi: Papan kayu atau lempengan yang ditempatkan di bawah base plates untuk memberikan distribusi beban yang lebih luas, terutama di atas tanah yang tidak stabil.
  • Nama lain: Papan penyebar beban.
  1. Guard Rails (Rel Pengaman)
  • Fungsi: Batang horizontal yang dipasang pada ketinggian tertentu untuk melindungi pekerja dari jatuh. Biasanya dipasang di sepanjang tepi luar platform kerja.
  • Nama lain: Rel pengaman.
  1. Toe Boards (Papan Pembatas Kaki)
  • Batang atau papan yang dipasang di bagian bawah platform kerja untuk mencegah alat atau material jatuh dari scaffolding.
  • Nama lain: Papan pengaman kaki.
  1. Couplers (Klem Penghubung)
  • Komponen pengikat yang digunakan untuk menghubungkan berbagai batang scaffolding (standards, ledgers, transoms) satu sama lain. Terdapat beberapa jenis coupler, seperti swivel coupler, right angle coupler, dan putlog coupler.
  • Pengikat atau penjepit.
  1. Bridles
  • Batang yang digunakan sebagai penopang tambahan pada tempat yang memerlukan celah terbuka di bawah scaffolding, misalnya untuk akses jalan atau pintu.
  • Nama lain: Penopang lintas.
  1. Planks (Papan Kerja)
  • Papan yang digunakan sebagai lantai kerja di atas scaffolding. Papan ini diletakkan di atas transoms untuk memberikan area kerja yang aman dan stabil.
  • Nama lain: Papan scaffolding.
  1. Ties (Pengikat Dinding)
  • Komponen yang digunakan untuk mengikat scaffolding ke struktur bangunan guna menambah stabilitas dan keamanan scaffolding, terutama untuk scaffolding tinggi.
  • Nama lain: Pengikat atau tali pengikat.
  1. Adjustable Base Jack (Jack Dasar yang Dapat Diatur)
  • Batang dengan mekanisme ulir di bagian bawah tiang scaffolding yang dapat disesuaikan ketinggiannya untuk memastikan scaffolding tetap rata pada permukaan yang tidak rata.
  • Nama lain: Jack dasar atau penyangga dasar yang dapat diatur.
  1. U-Heads (Kepala U)
  • Komponen yang ditempatkan di atas tiang vertikal untuk menopang balok horizontal atau penopang pada struktur bangunan yang tidak rata atau melengkung.
  • Kepala U atau penopang atas.

Setiap batang atau komponen scaffolding memiliki fungsi spesifik yang berperan penting dalam menjaga keamanan, kestabilan, dan fungsionalitas sistem scaffolding. Pelatihan scaffolding mencakup pengetahuan detail tentang nama-nama batang ini serta cara penggunaannya dalam proyek nyata. 

  • Supported Scaffolding

Tiang perancah ini disusun mulai dari bawah hingga atas. Tiang digunakan sebagai penyangga utama. Kondisi lantai kerja harus kokoh untuk memasang perancah ini. Perlu susunan pondasi yang kuat agar alat ini dapat berpijak. Karena berupa tiang, supported scaffolding berbentuk seperti rangka.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

Pembuatan kerangka ini tidak bisa dikerjakan oleh sembarang orang. Karena memiliki struktur yang kompleks dan berbahaya. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Terlebih lagi tiang-tiang yang digunakan cukup tinggi dan berat. Dibutuhkan petugasahli yang mengantongi sertifikasi Kemnaker untuk merakit platform ini. Karena petugas tersebut telah melewati Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding.

  • Suspended Scaffolding

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

Perancah ini terdiri dari bagian yang cukup rumit. Terdapat tali penggantung yang sangat kuat, Angkor pengaman dan sangkar gantung. Bentuk sangkar gantung menyerupai balkon. Sehingga pada bagian tepi memiliki pagar pengaman yang mengelilinginya. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Tapi, tidak terdapat penyangga di bawahnya. Alat ini bekerja dengan mesin yang akan menggerakkan kabel baja.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

Suspended scaffolding ini dibutuhkan saat tidak memungkinkan menggunakan perancah yang menempel pada lantai atau tanah. Sehingga dapat menjangkau area yang lebih tinggi. Karena potensi bahayanya besar, alat ini hanya dioperasikan oleh pekerja yang mengantongi sertifikasi Kemnaker. Untuk memperoleh surat izin resmi, pekerja wajib mengikuti Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding terlebih dahulu.

  • Aerial Lifts

Aerial lifts berbentuk seperti kotak yang dikelilingi oleh pembatas. Bentuknya menyerupai keranjang. Keranjang ini dapat mengangkat pekerja hingga bagian atas. Alat ini sering dipakai untuk mengakses beberapa tingkat. Ini menyebabkan pekerja dapat menjangkau setiap ketinggian yang diperlukan secara otomatis.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

Perancah ini memiliki sistem otomatis. Sehingga pekerja dapat naik turun dengan mudah. Akan tetapi, pengoperasiannya membutuhkan ketelitian. Karena jika salah, bisa menimbulkan kecelakaan kerja yang parah. Untuk itu, pekerja membutuhkan kemampuan khusus.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Pentingbagiperusahaan untuk memfasilitasi Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Karena pekerja ahli harus lolos sertifikasi Kemnaker sebagai syarat mutlak.

  • Mobile Scaffolding

Alat perancah konstruksi ini sangat diandalkan untuk pekerjaan yang berpindah-pindah. Tiang-tiang penyangganya terpasang roda yang dilengkapi pengunci untuk keamanan. Agar mudah berpindah, bagian roda ditambahi dengan lapisan karet. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Perancah ini hanya digunakan pada permukaan lantai yang datar dan rata.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

Jika dipaksa bekerja pada permukaan kasar, mobile scaffolding dapat menyebabkan bahaya. Sehingga penting bagi pekerja konstruksi memahami karakter dari platform yang digunakan. Pengetahuan ini bisa didapatkan melalui Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Selain diajarkan penggunaan perancah, dibahas juga tentang keselamatan dalam bekerja.

  • Ladder Scaffolding

Ladder Scaffolding bisa dibilang sebagai alat perancah yang sederhana. Alat ini hanya terdiri dari tiang penyangga yang dilengkapi tangga. Tidak ada pengaman khusus yang ditambahkan. Sehingga hanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang ringan. Meski begitu, pekerja perlu Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Bukan hanya untuk mendapatkan sertifikasi Kemnaker, tapi juga memahami pentingnya kenyamanan dalam bekerja.

  • Steel Scaffolding

Perancah pendukung pengerjaan konstruksi ini berbahan besi baja. Tiang baja berguna sebagai penyangga setiap komponennya. Berdasarkan materialnya, perancah ini cukup kuat. Bisa dibilang memiliki daya tahan yang handal. Bahkan mudah dibangun dan dibongkar. Ketahanan terhadap api cukup tinggi.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

Meski begitu, alat ini perlu dibuat oleh orang yang ahli. Pekerja yang memiliki sertifikasi Kemnaker sangat dianjurkan. Karena mereka telah mendapat training K3 Kemnaker Scaffolding. Sehingga bisa memasang dan membongkar perancah dengan aman. Ini sudah menjadi ketentuan mutlak saat berperan sebagai tenaga kerja beresiko tinggi.

  • Wooden/Bamboo Scaffolding

Perancah dari bambu atau kayu sudah banyak digunak. Alat ini sering dipakai saat pembangunan rumah maupun renovasi. Hanya saja, kekuatannya masih diragukan. Kayu yang dipasang mudah patah dan kurang kuat menahan beban terlalu berat.

Cara pemasangan yang tepat sangat diperlukan. Sehingga tenaga profesional sangat dibutuhkan. Karena bekerja menerapkan training K3 Kemnaker Scaffolding. Lebih baik lagi jika mengantongi izin sertifikasi Kemnaker.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Pernah mendengar sertifikasi Kemnaker? Bagi orang awam mungkin masih asing. Bagi pekerja pada bidang khusus, seperti pengguna perancah ini sangat diperlukan. Untuk mendapatkan surat izin resmi ini tidaklah mudah. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Tapi, bisa dijalankan dengan baik melalui Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Tentu saja ada alasan penting dibalik sertifikat ini.

  • Tingkat Kecelakaan Kerja Tinggi

Pekerjaan yang membutuhkan peralatan scaffolding sangat rawan kecelakaan kerja. Resiko yang dihadapi pekerja sangat tinggi. Jika tidak memperhatikan K3, pekerja bisa jatuh dari ketinggian, tertimpa benda jatuh dan platform roboh. Untuk mencegahnya, maka pekerja perlu mendapatkan Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Pelatihan ini merupakan syarat dasar untuk mendapatkan sertifikasi Kemnaker.

  • Mematuhi Peraturan Pemerintah Tentang K3

Kecelakaan kerja merupakan musibah yang sering terjadi pada area kerja. Pengguna scaffolding pada konstruksi juga beresiko tinggi. Untuk menekan angka kecelakaan, pemerintah mengatur pelaksanaan K3 melalui Undang-undang dan Peraturan Pemerintah. Pemerintah mewajibkan perusahaan memberi fasilitas training K3 Kemnaker Sacaffolding. Juga menghimbau hanya memperkerjakan tenaga ahli yang memiliki sertifikasi Kemnaker.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker

  • Meningkatkan Kesadaran K3 pada Pekerja

Melalui training K3 Kemnaker Scaffolding, pekerja akan diajarkan bagaimana bekerja secara aman. Dengan mengikuti pelatihan, pekerja yang menyadari pentingnya K3 di lingkungan kerja semakin bertambah. Sehingga mampu bekerja dengan memikirkan keselamatan diri dan orang lain.

  • Pekerjaan Ditangani oleh Tenaga Ahli

Seiring dengan meningkatnya tugas dan tanggung jawab, seorang pekerja memerlukan training K3 Kemnaker Scaffolding sesuai dengan levelnya. Pelatihan ini menjadikan pekerja semakin berpengalaman dan ahli. Sehingga pembuatan, pembongkaran, perawatan dan perbaikan scaffolding ditangani oleh tenaga ahli.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Bekerja pada bidang yang beresiko memang membutuhkan nyali besar. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding(K3 Perancah) BNSP Kemnaker Karena tugas yang dikerjakan tidak main-main. Meski hanya berbentuk rangka, scaffolding juga memilii potensi kecelakaan kerja yang besar. Sebelum bekerja, sebaiknya bekali diri dengan Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Scaffolding. Sehingga mendapatkan izin resmi dengan sertifikasi Kemnaker.