Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding BNSP dan Kemnaker

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding BNSP dan Kemnaker

Salah satu resiko kecelakaan kerja yang juga cukup sering terjadi, yaitu jatuh dari ketinggian tempatnya bekerja. Beberapa penyebab dari kecelakaan kerja tersebut berhubungan dengan perancah (scaffolding). Tak hanya karena ketinggian, kecelakaan yang terjadi akibat penggunaan perancah juga disebabkan oleh lemahnya papan lantai kerja.

Perancah (Scaffolding) sendiri merupakan bangunan paltform atau peralatan yang dibuat sebagai penyangga tenaga kerja untuk sementara waktu.Hal ini berkaitan dengan alat dan bahan pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding BNSP dan Kemnaker Penggunaan perancah yang tepat serta sesuai panduan adalah kunci keselamatan dalam melakukan pekerjaan yang berhubungan dengannya. Hal ini umumnya dapat ditemukan dalama panduan safety scaffolding.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding BNSP dan Kemnaker

Pada dasarnya keselamatan dalam penggunaan scaffolding sangat bergantung dari kualitas keamanan dari perancah itu sendiri. Pasalnya, jika hal ini dihiraukan, potensi bahaya besar bisa saja terjadi. Misalnya, jika suatu usaha konstruksi tidak menerapkan konsep safety scaffolding, pekerja yang bekerja di atas scaffolding memiliki resiko terjatuh dari ketinggian, sedangkan pekerja yang berada di bawahnya bisa saja tertimpa perancah atau material dari perancah. Berikut ini adalah beberapa potensi bahaya lain yang berhubungan dengan penggunaan perancah:

  • Runtuhnya sebagian atau seluruh material perancah akibat beban berlebihan atau kegagalan komponen.
  • Pekerja yang beraktivitas di bawah juga beresiko tertimpa benda-benda yang jatuh dari perancah.
  • Terpeleset dan terjatuh dari ketinggian perancah karena lantai yang kotor dan licin.
  • Tersengat aliran listrik.

Pelatihan Operator Scaffolding & Pengawas Scaffolding BNSP dan Kemnaker

Karena pentingnya standar keamanan dari perancah atau Scaffolding ini bagi keselamatan para pekerja, maka  sangat penting juga jika bagian ini dipasang oleh pekerja yang memang ahli dan senantiasa dicek kondisinya sebelum digunakan. Perancah yang telah sesuai panduan keamanan harus disediakan untuk setiap jenis pekerjaan yang melibatkan ketinggian. PT. Ayana Duta Mandiri yang telah berpengalaman dalam bidang manajemen keselamatan dan keamanan kerja dapat menjadi partner terbaik bagi yang membutuhkan pelatihan terkait Safety Scaffolding ini. Secara garis besar, keuntungan dari pelatihan ini, yakni para pekerja yang bertugas untuk merancang perancahdapat melakukan pemasangan, perawatan, dan pembokaran perancah dengan baik dan benar, sehingga dapat berguna bagikeselamatan para pekerja serta konstruksi bangunan secara keseluruhan.

Pendaftaran :

Telp 0811 8500 177

Whatsapp 0811 8500 177

Scaffolding (perancah) adalah struktur sementara yang digunakan untuk mendukung pekerja dan material selama konstruksi, perbaikan, atau pemeliharaan bangunan dan struktur lainnya. Ada berbagai jenis scaffolding yang digunakan tergantung pada kebutuhan proyek, lokasi, dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Berikut ini adalah beberapa jenis scaffolding yang umum digunakan:

  1. Scaffolding Tiang (Supported Scaffolding)

Scaffolding tiang adalah jenis yang paling umum digunakan dalam konstruksi bangunan. Scaffolding ini terdiri dari tiang vertikal yang menopang lantai kerja melalui palang horizontal. Scaffolding tiang didirikan dari tanah dan sering digunakan untuk pekerjaan di ketinggian rendah hingga sedang. Jenis ini bisa diatur untuk berbagai tinggi sesuai kebutuhan proyek. Umum digunakan untuk pekerjaan eksterior bangunan. Stabil dan mudah dipasang. Pemasangan dinding bata, pengecatan eksterior bangunan.

  1. Scaffolding Gantung (Suspended Scaffolding)

Scaffolding gantung dipasang pada atap atau bagian atas bangunan dan digantung dengan tali atau kabel. Biasanya, platform kerja bisa dinaikkan atau diturunkan ke posisi yang diinginkan. Cocok untuk pekerjaan di ketinggian besar, seperti pengecatan gedung tinggi atau pembersihan jendela. Dapat dipindahkan secara vertikal dengan mudah dan memungkinkan akses ke ketinggian yang lebih tinggi tanpa membangun perancah dari bawah. Pembersihan jendela gedung bertingkat, pengecatan fasad gedung tinggi.

  1. Scaffolding Bergerak (Mobile Scaffolding)

Scaffolding bergerak adalah scaffolding yang dipasang pada roda sehingga dapat dipindahkan dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain. Roda ini dilengkapi dengan pengunci untuk menjaga keamanan saat scaffolding sedang digunakan. Digunakan ketika pekerja perlu bergerak secara horizontal selama pekerjaan, seperti pada proyek-proyek besar atau perbaikan di banyak titik. Fleksibel dan mudah dipindahkan ke berbagai lokasi. Pemasangan langit-langit, pengecatan interior, pemeliharaan mesin di pabrik.

  1. Scaffolding Tiang Tunggal (Single Scaffolding)

Scaffolding tiang tunggal terdiri dari satu baris tiang vertikal yang didukung oleh dinding bangunan. Tiang-tiang ini terhubung oleh batang horizontal dan diagonal untuk menambah kekuatan. Umumnya digunakan untuk pekerjaan batu bata di sepanjang dinding bangunan. Struktur sederhana dan efektif untuk pekerjaan di dinding datar. Pekerjaan batu bata, pemasangan batu bata pada bangunan.

  1. Scaffolding Tiang Ganda (Double Scaffolding)

Scaffolding tiang ganda memiliki dua baris tiang vertikal yang dipasang secara paralel, memberikan lebih banyak stabilitas dan dukungan dibandingkan scaffolding tiang tunggal. Biasanya digunakan untuk pekerjaan yang tidak bisa dipaku ke dinding. Cocok untuk pekerjaan pada permukaan yang rapuh atau yang tidak bisa dipakukan, seperti dinding batu. Memberikan lebih banyak stabilitas dan kekuatan dibandingkan tiang tunggal. Pekerjaan pemasangan batu besar, restorasi dinding batu.

  1. Scaffolding Kwikstage (Kwikstage Scaffolding)

Scaffolding kwikstage adalah sistem scaffolding modular yang digunakan dalam konstruksi skala besar. Sistem ini terdiri dari komponen standar seperti palang horizontal, tiang vertikal, dan penopang diagonal, yang dapat dengan mudah dirakit dan dibongkar. Digunakan dalam proyek konstruksi skala besar atau komersial, seperti gedung bertingkat dan jembatan. Sangat stabil, mudah dirakit, dan dapat disesuaikan dengan bentuk bangunan yang rumit. Konstruksi gedung bertingkat, proyek infrastruktur.

  1. Scaffolding Teleskopik (Adjustable Scaffolding)

Scaffolding teleskopik memiliki fitur yang memungkinkan tinggi scaffolding diatur sesuai kebutuhan. Biasanya, sistem ini menggunakan pengunci untuk menjaga stabilitas. Sangat berguna untuk pekerjaan yang memerlukan penyesuaian tinggi secara konstan. Fleksibel dan cocok untuk berbagai jenis proyek. Renovasi bangunan, pekerjaan di tempat dengan permukaan tidak rata.

  1. Scaffolding Baja (Steel Scaffolding)

Scaffolding baja terbuat dari tabung baja yang kuat dan tahan lama. Jenis ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan kapasitas beban besar dan kestabilan tambahan. Digunakan dalam proyek besar yang membutuhkan struktur scaffolding yang sangat kokoh. Kuat, tahan lama, dan tahan terhadap beban berat. Proyek konstruksi gedung pencakar langit, jembatan, dan proyek infrastruktur berat.

  1. Scaffolding Kayu (Wooden Scaffolding)

Scaffolding kayu adalah jenis scaffolding tradisional yang terbuat dari tiang dan papan kayu. Meski semakin jarang digunakan karena scaffolding logam lebih populer, scaffolding kayu masih digunakan di beberapa wilayah. Digunakan untuk pekerjaan kecil atau di wilayah di mana bahan logam sulit diperoleh. Murah dan mudah dibuat di tempat. Pekerjaan renovasi rumah kecil, proyek bangunan pedesaan.

  1. Scaffolding Pipa dan Kopling (Tube and Coupler Scaffolding)

Scaffolding pipa dan kopling menggunakan pipa baja atau aluminium yang dihubungkan dengan kopling atau penjepit. Jenis ini memungkinkan fleksibilitas besar dalam desain dan dapat digunakan dalam berbagai konfigurasi. Digunakan untuk proyek konstruksi yang membutuhkan desain scaffolding khusus. Fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi medan atau bentuk bangunan yang tidak beraturan. Konstruksi bentuk bangunan unik, proyek industri atau fasilitas minyak dan gas.

  1. Scaffolding Cuplock

Scaffolding cuplock adalah sistem modular yang dirancang untuk perakitan cepat. Sistem ini menggunakan kunci “cup” yang memungkinkan tiang vertikal dan palang horizontal dikunci dengan cepat tanpa memerlukan baut atau pengencang tambahan. Digunakan dalam proyek skala besar dengan kebutuhan scaffolding yang cepat dan efisien. Cepat dipasang, kokoh, dan sangat efisien untuk proyek besar. Pembangunan gedung bertingkat, renovasi besar.

Pemilihan jenis scaffolding yang tepat sangat bergantung pada jenis proyek, kondisi lingkungan kerja, dan ketinggian yang diperlukan. Memahami perbedaan antara berbagai jenis scaffolding dapat membantu menentukan solusi yang paling aman, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Pendaftaran pelatihan scaffolding biasanya diadakan oleh lembaga-lembaga pelatihan yang diakui, termasuk asosiasi konstruksi, institusi keselamatan kerja, atau penyedia pelatihan industri. Pelatihan ini penting bagi para pekerja yang terlibat dalam pemasangan, pembongkaran, dan pemeliharaan scaffolding, karena scaffolding melibatkan risiko tinggi dan memerlukan kepatuhan terhadap standar keselamatan.

Syarat Umum Pendaftaran Pelatihan Scaffolding

Berikut adalah beberapa syarat umum yang biasanya diperlukan untuk mendaftar pelatihan scaffolding:

  1. Minimal Pendidikan: Biasanya peserta minimal harus lulusan SMA/SMK atau sederajat. Beberapa lembaga mungkin meminta pengalaman kerja di bidang konstruksi.
  2. Usia Minimal: Umumnya peserta harus berusia minimal 18 tahun atau lebih, karena pekerjaan scaffolding melibatkan penggunaan alat berat dan bekerja di ketinggian.
  3. Kesehatan Fisik: Peserta harus dalam kondisi fisik yang sehat, karena pekerjaan scaffolding membutuhkan stamina, ketangkasan, dan keseimbangan yang baik. Beberapa pelatihan mungkin memerlukan surat keterangan sehat dari dokter.
  4. Dokumen Pendaftaran:

Fotokopi KTP

Pasfoto terbaru (ukuran yang biasanya diminta adalah 3×4 atau 4×6)

Fotokopi ijazah terakhir

  1. Pengalaman Kerja (Opsional): Meskipun tidak selalu wajib, beberapa lembaga pelatihan mengutamakan peserta yang sudah memiliki pengalaman kerja di lapangan, terutama dalam bidang konstruksi atau industri terkait.
  2. Biaya Pelatihan: Setiap lembaga memiliki biaya pelatihan yang berbeda. Peserta harus membayar biaya pendaftaran dan biaya kursus sesuai ketentuan lembaga.

Materi yang Diajarkan

Pelatihan scaffolding biasanya mencakup materi berikut:

  • Dasar-dasar scaffolding: Mengenal berbagai jenis scaffolding dan peruntukannya.
  • Keselamatan kerja: Penggunaan alat pelindung diri (APD), cara bekerja di ketinggian, dan teknik pemasangan scaffolding yang aman.
  • Peraturan dan Standar: Kepatuhan terhadap peraturan dan standar keselamatan nasional dan internasional, seperti OSHA, SNI, dan lain-lain.
  • Teknik Pemasangan: Cara memasang dan membongkar scaffolding sesuai standar yang berlaku.
  • Pemeliharaan Scaffolding: Cara merawat scaffolding agar aman dan tahan lama.

Tempat dan Lembaga Pelatihan Scaffolding

Untuk mendaftar pelatihan scaffolding, Anda bisa mencari lembaga atau pusat pelatihan yang diakui di wilayah Anda, seperti:

  1. Lembaga K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja): Biasanya menyediakan pelatihan terkait keselamatan di tempat kerja, termasuk scaffolding.
  2. Balai Latihan Kerja (BLK): Instansi pemerintah yang menawarkan berbagai jenis pelatihan keterampilan, termasuk pelatihan scaffolding.
  3. Lembaga Pelatihan Swasta: Banyak penyedia pelatihan swasta yang bekerja sama dengan industri konstruksi menawarkan pelatihan scaffolding yang berstandar nasional dan internasional.
  4. Asosiasi Konstruksi: Beberapa asosiasi profesi di bidang konstruksi juga menyediakan pelatihan scaffolding bagi anggotanya.

Cara Pendaftaran

Untuk mendaftar pelatihan scaffolding, berikut langkah-langkah umum yang bisa Anda ikuti:

  1. Cari Lembaga Pelatihan: Temukan lembaga pelatihan yang menawarkan kursus scaffolding di wilayah Anda.
  2. Cek Jadwal dan Biaya: Periksa jadwal pelatihan, durasi kursus, dan biaya yang diperlukan.
  3. Isi Formulir Pendaftaran: Dapatkan formulir pendaftaran (bisa secara online atau langsung ke lembaga), lalu isi data diri dan lengkapi dengan dokumen yang diminta.
  4. Pembayaran: Lakukan pembayaran biaya pelatihan sesuai instruksi dari lembaga.
  5. Ikuti Pelatihan: Setelah mendaftar, ikuti jadwal pelatihan yang telah ditetapkan.

Dalam pelatihan scaffolding, peserta biasanya diajarkan cara melakukan perhitungan kebutuhan scaffolding secara tepat untuk memastikan bahwa pemasangan perancah aman dan efisien. Perhitungan ini sangat penting untuk menentukan jumlah bahan, stabilitas struktur, dan biaya proyek. Berikut adalah beberapa aspek perhitungan scaffolding yang umum diajarkan dalam pelatihan:

  1. Menghitung Volume atau Area Pekerjaan

Langkah pertama dalam menghitung kebutuhan scaffolding adalah menentukan volume atau area yang akan dilayani oleh scaffolding. Ini bergantung pada:

  • Ketinggian bangunan: Berapa tinggi bangunan atau bagian yang membutuhkan scaffolding?
  • Luas permukaan pekerjaan: Berapa lebar dan tinggi total dinding atau area yang harus dijangkau?
  • Jumlah sisi: Apakah scaffolding diperlukan di satu sisi bangunan atau lebih (misalnya, untuk pekerjaan di semua sisi bangunan)?

Contoh: Jika bangunan memiliki tinggi 20 meter dan lebar 30 meter, dan Anda perlu scaffolding untuk dua sisi, maka area yang dilayani adalah: Area Total=20 meter×30 meter×2 sisi=1200 meter persegi\text{Area Total} = 20 \, \text{meter} \times 30 \, \text{meter} \times 2 \, \text{sisi} = 1200 \, \text{meter persegi}Area Total=20meter×30meter×2sisi=1200meter persegi

  1. Menghitung Jumlah Bay atau Modul

Bay adalah satu unit scaffolding yang terdiri dari beberapa komponen seperti tiang vertikal, palang horizontal, dan papan kerja. Ukuran standar bay scaffolding biasanya adalah 2 hingga 2,5 meter panjang dan 1,5 hingga 2 meter lebar. Dalam menghitung jumlah bay, pertimbangkan ketinggian dan panjang permukaan yang akan dicakup.

Rumus menghitung jumlah bay:

Jumlah bay=Panjang dindingPanjang bay\text{Jumlah bay} = \frac{\text{Panjang dinding}}{\text{Panjang bay}}Jumlah bay=Panjang bayPanjang dinding

Contoh: Jika dinding yang harus dipasangi scaffolding memiliki panjang 30 meter dan panjang setiap bay adalah 2,5 meter, maka jumlah bay yang dibutuhkan:

Jumlah bay=302,5=12 bay\text{Jumlah bay} = \frac{30}{2,5} = 12 \, \text{bay}Jumlah bay=2,530=12bay

  1. Menghitung Ketinggian Tiang Vertikal

Ketinggian tiang vertikal ditentukan oleh ketinggian bangunan yang akan dikerjakan. Setiap segmen scaffolding biasanya memiliki ketinggian standar (misalnya 2 meter per segmen). Oleh karena itu, jumlah segmen vertikal (tingkat scaffolding) dapat dihitung berdasarkan ketinggian total bangunan.

Rumus menghitung jumlah tingkat scaffolding:

Jumlah tingkat=Tinggi bangunanTinggi segmen scaffolding\text{Jumlah tingkat} = \frac{\text{Tinggi bangunan}}{\text{Tinggi segmen scaffolding}}Jumlah tingkat=Tinggi segmen scaffoldingTinggi bangunan

Contoh: Jika bangunan memiliki tinggi 20 meter dan setiap segmen scaffolding memiliki tinggi 2 meter, maka jumlah tingkat scaffolding yang dibutuhkan adalah:

Jumlah tingkat=202=10 tingkat\text{Jumlah tingkat} = \frac{20}{2} = 10 \, \text{tingkat}Jumlah tingkat=220=10tingkat

  1. Menghitung Jumlah Papan Kerja

Papan kerja adalah bagian dari scaffolding yang digunakan oleh pekerja untuk berdiri dan bekerja. Biasanya, papan kerja dipasang di setiap tingkat scaffolding. Jumlah papan kerja yang diperlukan tergantung pada lebar scaffolding dan jumlah tingkat.

Rumus menghitung jumlah papan kerja:

Jumlah papan kerja=Jumlah bay×Jumlah tingkat\text{Jumlah papan kerja} = \text{Jumlah bay} \times \text{Jumlah tingkat}Jumlah papan kerja=Jumlah bay×Jumlah tingkat

Contoh: Jika terdapat 12 bay dan 10 tingkat scaffolding, jumlah papan kerja yang dibutuhkan adalah:

Jumlah papan kerja=12×10=120 papan kerja\text{Jumlah papan kerja} = 12 \times 10 = 120 \, \text{papan kerja}Jumlah papan kerja=12×10=120papan kerja

  1. Menghitung Beban Maksimal Scaffolding

Pelatihan scaffolding juga mencakup bagaimana menghitung kapasitas beban maksimal yang bisa ditahan oleh scaffolding. Kapasitas beban ditentukan oleh bahan scaffolding (baja atau aluminium), konfigurasi struktural, dan jumlah komponen pendukung.

Kapasitas beban scaffolding biasanya dinyatakan dalam pound per square foot (psf) atau kilogram per meter persegi (kg/m²). Beban ini harus mencakup berat pekerja, material yang diangkut, serta peralatan yang digunakan.

  1. Menghitung Jarak Antara Tie (Pengikat)

Tie adalah pengikat yang menghubungkan scaffolding dengan struktur bangunan untuk memberikan kestabilan tambahan. Pengikatan yang baik sangat penting untuk scaffolding tinggi agar tidak goyah atau rubuh. Tie biasanya dipasang pada interval tertentu tergantung pada ketinggian dan jenis scaffolding.

Rumus menghitung jarak tie:

Jarak antara tie=Tinggi scaffoldingJumlah tie yang diperlukan\text{Jarak antara tie} = \frac{\text{Tinggi scaffolding}}{\text{Jumlah tie yang diperlukan}}Jarak antara tie=Jumlah tie yang diperlukanTinggi scaffolding

Biasanya, tie dipasang setiap 4-6 meter secara vertikal dan horizontal.

  1. Menghitung Biaya Scaffolding

Dalam perhitungan praktis, pelatihan scaffolding juga mengajarkan peserta untuk memperkirakan biaya scaffolding, yang meliputi biaya sewa, pembelian, atau perawatan komponen scaffolding. Biaya ini biasanya dihitung berdasarkan jumlah material yang dibutuhkan (bay, papan kerja, tiang vertikal, dll.), durasi proyek, dan tingkat kesulitan pemasangan.

  1. Menghitung Jumlah Komponen Lain

Selain papan kerja dan tiang, komponen lain seperti penjepit, pengikat diagonal, dan guard rails juga perlu dihitung berdasarkan jumlah bay dan tingkat scaffolding.

Contoh Kasus Perhitungan Scaffolding:

Proyek: Bangunan dengan tinggi 30 meter dan panjang 50 meter membutuhkan scaffolding pada dua sisi. Setiap bay memiliki panjang 2,5 meter, dan tinggi setiap segmen scaffolding adalah 2 meter.

  1. Luas permukaan:

Luas total=30 meter×50 meter×2 sisi=3000 meter persegi\text{Luas total} = 30 \, \text{meter} \times 50 \, \text{meter} \times 2 \, \text{sisi} = 3000 \, \text{meter persegi}Luas total=30meter×50meter×2sisi=3000meter persegi

  1. Jumlah bay:

Jumlah bay per sisi=502,5=20 bay\text{Jumlah bay per sisi} = \frac{50}{2,5} = 20 \, \text{bay}Jumlah bay per sisi=2,550=20bay

Total jumlah bay untuk dua sisi = 20×2=40 bay20 \times 2 = 40 \, \text{bay}20×2=40bay.

  1. Jumlah tingkat:

Jumlah tingkat=302=15 tingkat\text{Jumlah tingkat} = \frac{30}{2} = 15 \, \text{tingkat}Jumlah tingkat=230=15tingkat

  1. Jumlah papan kerja:

Jumlah papan kerja=40×15=600 papan kerja\text{Jumlah papan kerja} = 40 \times 15 = 600 \, \text{papan kerja}Jumlah papan kerja=40×15=600papan kerja

Dengan contoh perhitungan di atas, peserta pelatihan akan mampu merencanakan dan memperkirakan kebutuhan scaffolding untuk berbagai proyek secara akurat dan aman. Dalam pelatihan scaffolding, berbagai komponen scaffolding dikenal dengan nama-nama spesifik yang membantu dalam pemasangan dan penggunaan scaffolding dengan benar. Berikut adalah nama-nama batang atau komponen scaffolding yang sering disebut dalam pelatihan:

  1. Standards (Batang Vertikal)
  • Fungsi: Merupakan batang vertikal utama yang menopang seluruh struktur scaffolding. Batang ini menyalurkan beban ke tanah atau ke landasan dasar (base plates).
  • Nama lain: Tiang vertikal atau pipa utama.
  • Bahan: Biasanya terbuat dari baja atau aluminium.
  1. Ledgers (Batang Horizontal)
  • Fungsi: Batang horizontal yang dipasang secara horizontal sepanjang panjang scaffolding untuk menghubungkan standar atau tiang vertikal. Mereka berfungsi untuk menstabilkan dan memperkuat struktur.
  • Nama lain: Balok horizontal.
  1. Transoms (Palang Lintang)
  • Fungsi: Batang horizontal yang dipasang tegak lurus terhadap ledgers. Transoms menahan papan kerja (planks) dan memberikan dukungan tambahan pada tiang vertikal (standards).
  • Nama lain: Penyangga papan atau balok silang.
  1. Braces (Batang Diagonal)
  • Fungsi: Batang diagonal yang digunakan untuk menambah kestabilan scaffolding. Brace ini mencegah scaffolding bergoyang atau terguling dengan memberikan kekuatan pada arah diagonal.
  • Nama lain: Batang penguat atau penahan diagonal.
  1. Putlogs
  • Fungsi: Batang horizontal yang satu ujungnya dipasang pada tiang scaffolding dan ujung lainnya ditanam di dinding bangunan. Putlog ini biasanya digunakan pada scaffolding tipe tiang tunggal.
  • Nama lain: Batang penopang atau balok penopang.
  1. Base Plates (Pelat Dasar)
  • Fungsi: Piringan logam yang ditempatkan di dasar batang vertikal untuk mendistribusikan beban secara merata ke tanah. Base plates mencegah tiang scaffolding tenggelam ke tanah yang lunak.
  • Nama lain: Pelat dasar atau alas kaki.
  1. Sole Boards (Papan Dasar)
  • Fungsi: Papan kayu atau lempengan yang ditempatkan di bawah base plates untuk memberikan distribusi beban yang lebih luas, terutama di atas tanah yang tidak stabil.
  • Nama lain: Papan penyebar beban.
  1. Guard Rails (Rel Pengaman)
  • Fungsi: Batang horizontal yang dipasang pada ketinggian tertentu untuk melindungi pekerja dari jatuh. Biasanya dipasang di sepanjang tepi luar platform kerja.
  • Nama lain: Rel pengaman.
  1. Toe Boards (Papan Pembatas Kaki)
  • Batang atau papan yang dipasang di bagian bawah platform kerja untuk mencegah alat atau material jatuh dari scaffolding.
  • Nama lain: Papan pengaman kaki.
  1. Couplers (Klem Penghubung)
  • Komponen pengikat yang digunakan untuk menghubungkan berbagai batang scaffolding (standards, ledgers, transoms) satu sama lain. Terdapat beberapa jenis coupler, seperti swivel coupler, right angle coupler, dan putlog coupler.
  • Pengikat atau penjepit.
  1. Bridles
  • Batang yang digunakan sebagai penopang tambahan pada tempat yang memerlukan celah terbuka di bawah scaffolding, misalnya untuk akses jalan atau pintu.
  • Nama lain: Penopang lintas.
  1. Planks (Papan Kerja)
  • Papan yang digunakan sebagai lantai kerja di atas scaffolding. Papan ini diletakkan di atas transoms untuk memberikan area kerja yang aman dan stabil.
  • Nama lain: Papan scaffolding.
  1. Ties (Pengikat Dinding)
  • Komponen yang digunakan untuk mengikat scaffolding ke struktur bangunan guna menambah stabilitas dan keamanan scaffolding, terutama untuk scaffolding tinggi.
  • Nama lain: Pengikat atau tali pengikat.
  1. Adjustable Base Jack (Jack Dasar yang Dapat Diatur)
  • Batang dengan mekanisme ulir di bagian bawah tiang scaffolding yang dapat disesuaikan ketinggiannya untuk memastikan scaffolding tetap rata pada permukaan yang tidak rata.
  • Nama lain: Jack dasar atau penyangga dasar yang dapat diatur.
  1. U-Heads (Kepala U)
  • Komponen yang ditempatkan di atas tiang vertikal untuk menopang balok horizontal atau penopang pada struktur bangunan yang tidak rata atau melengkung.
  • Kepala U atau penopang atas.

Setiap batang atau komponen scaffolding memiliki fungsi spesifik yang berperan penting dalam menjaga keamanan, kestabilan, dan fungsionalitas sistem scaffolding. Pelatihan scaffolding mencakup pengetahuan detail tentang nama-nama batang ini serta cara penggunaannya dalam proyek nyata.