Merkuri: Ancaman Tersembunyi di Industri Tambang & Migas

Merkuri: Ancaman Tersembunyi di Industri Tambang & Migas

Merkuri, logam berat yang kerap tak terlihat, ternyata menjadi ancaman serius di balik gemerlap industri tambang dan migas. Keracunan merkuri bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Mari kita bedah lebih dalam bahaya merkuri, sumbernya di industri tersebut, dan upaya mitigasi yang bisa dilakukan.

Tahukah Anda? Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan merkuri adalah masalah kesehatan global yang serius, dengan dampak yang merugikan bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Merkuri: Sang “Racun Senyap”

Merkuri adalah unsur kimia yang ditemukan secara alami di lingkungan, namun aktivitas manusia, terutama di industri tambang dan migas, secara signifikan meningkatkan paparan merkuri. Sifatnya yang mudah menguap dan terakumulasi dalam rantai makanan membuat merkuri menjadi ancaman serius. Sebagai analogi, bayangkan merkuri sebagai “bom waktu” yang perlahan meledak dalam tubuh manusia dan ekosistem jika tidak ditangani dengan benar.

Keracunan merkuri dapat terjadi melalui beberapa cara:

  • Inhalasi: Uap merkuri dapat terhirup, terutama di lingkungan kerja yang terpapar merkuri.
  • Konsumsi: Makanan yang terkontaminasi merkuri, seperti ikan dari perairan yang tercemar, dapat menyebabkan keracunan.
  • Kontak Kulit: Kontak langsung dengan merkuri juga bisa menyebabkan penyerapan.

Dampak Negatif Merkuri pada Kesehatan

Paparan merkuri, bahkan dalam kadar rendah, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Pertanyaan retoris: Apakah kita ingin mempertaruhkan kesehatan hanya demi keuntungan ekonomi semata?

  • Gangguan Saraf: Kerusakan otak dan sistem saraf pusat, menyebabkan tremor, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kesulitan berbicara, dan koordinasi tubuh yang buruk.
  • Gangguan Ginjal: Kerusakan ginjal dan gagal ginjal.
  • Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, sakit perut, dan diare.
  • Efek pada Perkembangan Janin: Paparan merkuri pada ibu hamil dapat menyebabkan kerusakan otak dan keterlambatan perkembangan pada bayi.

Sebagai contoh, studi menunjukkan bahwa paparan merkuri pada anak-anak dapat menyebabkan defisit kognitif yang signifikan, mempengaruhi kemampuan belajar dan perkembangan mereka di masa depan. Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan peningkatan kasus keracunan merkuri akibat konsumsi ikan yang tercemar di beberapa daerah di Indonesia.

Sumber Merkuri di Industri Tambang & Migas

Industri tambang dan migas menjadi penyumbang signifikan paparan merkuri karena beberapa faktor:

  • Penambangan Emas Skala Kecil: Penambangan emas tradisional sering menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari bijihnya. Proses ini melepaskan merkuri ke lingkungan, mencemari tanah dan air.
  • Proses Ekstraksi Minyak dan Gas: Merkuri dapat ditemukan dalam reservoir minyak dan gas. Selama proses ekstraksi, merkuri dapat terlepas dan mencemari peralatan serta lingkungan.
  • Penggunaan Peralatan yang Mengandung Merkuri: Beberapa peralatan di industri tambang dan migas, seperti lampu dan instrumen pengukuran, mungkin mengandung merkuri.

PT. Ayana Duta Mandiri, sebagai perusahaan yang berdedikasi tinggi untuk mendukung organisasi dalam menyediakan jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau Health Safety & Environment (HSE) di semua sektor Industri, memahami betul risiko yang ditimbulkan oleh merkuri. Oleh karena itu, PT. Ayana Duta Mandiri menyediakan layanan konsultasi K3 untuk membantu perusahaan mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko paparan merkuri di lingkungan kerja. Pelajari lebih lanjut tentang layanan konsultasi K3 kami.

Upaya Mitigasi dan Pencegahan

Penting untuk mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi paparan merkuri di industri tambang dan migas:

  • Penggunaan Teknologi Bebas Merkuri: Mengganti penggunaan merkuri dengan teknologi alternatif yang lebih aman, misalnya dalam penambangan emas.
  • Pengendalian Emisi: Memasang sistem penyaringan dan pengendalian emisi untuk mencegah pelepasan merkuri ke lingkungan.
  • Pemantauan Lingkungan: Melakukan pemantauan rutin terhadap kadar merkuri di lingkungan, termasuk tanah, air, dan udara.
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Pekerja harus menggunakan APD yang sesuai, seperti masker dan sarung tangan, untuk mengurangi paparan merkuri.
  • Edukasi dan Pelatihan: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pekerja tentang bahaya merkuri dan cara penanganannya yang aman. PT. Ayana Duta Mandiri menawarkan berbagai topik HSE Awareness, termasuk pelatihan tentang penanganan bahan kimia berbahaya (CHEMICAL MANAGEMENT) yang relevan dengan risiko merkuri. Dapatkan informasi lengkap tentang pelatihan HSE Awareness kami.
  • Regulasi yang Ketat: Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang ketat terkait penggunaan dan pembuangan merkuri di industri.

Merkuri merupakan ancaman serius di industri tambang dan migas yang perlu diwaspadai. Dengan memahami bahaya merkuri, sumbernya, dan langkah-langkah mitigasi yang tepat, kita dapat mengurangi risiko keracunan merkuri dan melindungi kesehatan manusia serta lingkungan. Kesadaran dan komitmen dari semua pihak sangat penting untuk menciptakan industri yang lebih aman dan berkelanjutan. Kerjasama dengan pihak seperti PT. Ayana Duta Mandiri, yang menyediakan layanan konsultasi dan pelatihan K3, dapat menjadi langkah awal yang strategis untuk mencapai tujuan ini.