You are currently viewing Training K3 Ahli Konstruksi | Sertifikasi Kemnaker
Training K3 Ahli Konstruksi | Sertifikasi Kemnaker

Training K3 Ahli Konstruksi | Sertifikasi Kemnaker

Di era modern ini, istilah konstruksi mungkin tidak asing lagi. Istilah ini tidak hanya mengacu pada pembangunan rumah atau gedung. Tapi juga pengerjaan jalan, perbaikan infrastruktur dan pengembangan lahan. Kegiatan ini bahkan sudah hampir menyebar di segala daerah.

Pekerjaan konstruksi ini memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya berupa materi, tapi juga korban jiwa. Sehingga penting untuk menerapkan K3 konstruksi. Pekerja ahli dengan sertifikasi kemnaker yang diperbolehkan bertugas. Untuk itu, baik pekerja maupun petugas K3 wajib mengikuti Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Ciri-ciri Pekerjaan Konstruksi dari hasil Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Pekerjaan konstruksi pada umumnya lekat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan orang awam sering mengenal dengan pekerjaan proyek. Jenis pekerjaan ini bisa terdiri dari skala kecil atau besar. Kegiatan dalam konstruksi ini terbilang unik. Karena cukup berbeda dari yang lain. Sehingga muncul karakteristik yang mudah dikenali orang. Ciri-ciri dari pengerjaan konstruksi, antara lain:

  • Berpindah dalam Waktu Singkat

Proyek konstruksi terkenal berpindah-pindah. Ini karena pekerjaan konstruksi memiliki batasan waktu. Bahkan dalam setiap detail diperhitungkan secara matang. Sehingga sebelum pengerjaan perlu rencana yang tepat. Agar pelaksanaannya sesuai dengan target.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, maka proyek ini akan beralih ke tempat lain. Sehingga pengerjaan harus selesai tepat waktu. Tentu tenaga yang kompeten sangat diperlukan untuk mematuhi tenggat waktu. Pekerja harus memenuhi syarat sertifikasi Kemnaker. Sudah menjadi aturan bahwa pekerja konstruksi harus mengikuti Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

  • Lingkungan Kerja yang Kompleks

Bekerja di bidang konstruksi bukan pekerjaan sepele. Hasil pengerjaan memiliki sifat berkelanjutan. Lingkungan kerja proyek ini cukup kompleks. Karena pekerja harus menghadapi berbagai tantangan. Pekerjaan bisa dilakukan di area terbuka maupun tertutup. Tapi, sebagian besar pengerjaan dilaksanakan pada ruangan terbuka.

Proses pengerjaan bangunan sangat dipengaruhi oleh cuaca. Sehingga para pekerja akan sering terpapar iklim yang tak menentu. Temperatur udara harus dikuasai. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Sangat penting bagi pengusaha konstruksi memperkerjakan orang yang mengantongi sertifikasi Kemnaker. Wajib hukumnya bagi perusahaan untuk memfasilitasi pekerjanya dengan Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

  • Pekerjaan Komprehensif

Pekerjaan konstruksi bersifat menyeluruh. Dalam pengerjaan setiap aspek tak hanya memerlukan kecermatan, tapi juga keahlian. Pekerja akan mengenal berbagai peralatan dan teknik kerja. Bahkan bersentuhan dengan peralatan dan desain yang rumit.

Setiap detail pekerjaan ini memiliki perhitungan. Hitungan ini sudah direncanakan sebelum tahap pelaksanaan. Sehingga tiap volume dapat terukur, baik pada proyek kecil maupun besar. Ini menyebabkan proses pelaksanaan lebih mudah.

  • Hanya Ada Pekerja Ahli dan Profesional

Konstruksi kecil maupun besar harus diperhitungkan sejak awal. Jenis pekerjaan yang dilakukan cukup kompleks. Sehingga membutuhkan tenaga ahli dalam berbagai bidang khusus. Penempatan pekerja profesional ini menentukan hasil konstruksi. Hal ini akan membantu pengerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Jumlah pekerjanya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Adanya tenaga ahli membuat setiap pengerjaan dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Para tenaga ahli ini akan bekerja sambil menerapkan manajemen K3 konstruksi. Pekerja yang sudah mengikuti Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menjadi syarat tersendiri. Karena untuk bekerja di proyek konstruksi harus mengantongi sertifikasi Kemnaker.

  • Potensi Kecelakaan Kerja Besar

Bidang konstruksi termasuk dalam pekerjaan beresiko. Potensi kecelakaan kerjanya begitu tinggi. Sebagian besar pekerjaan dilakukan di lingkungan luar. Musibah ini bisa berpengaruh terhadap lingkungan atau orang lain yang berada di sekitar area kerja. Karena konstruksi dikerjakan pada area terbuka.

Belum lagi peralatan yang digunakan juga bisa menimbulkan kecelakaan kerja. Perlengkapan konstruksi biasa menggunakan alat atau mesin berat. Tanpa benda itu, pengerjaan tidak akan berjalan lancar. Bahkan pada beberapa aspek memang hanya bisa dikerjakan oleh alat berat. Jelas, ini menimbulkan bahaya.

Sehingga setiap pengerjaan perlu memperhatikan K3. Agar potensikecelakaan kerja dapat dihindari. Untuk mengoperasikan mesin juga membutuhkan keterampilan khusus. Oleh karena itu, tidak bisa dikerjakan oleh sembarang orang. Pekerja ahli yang memiliki sertifikasi Kemnaker menjadi prioritas. Karena telah dibekali pengetahuan melalui Training K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja).

Training K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Proyek Konstruksi Banyak Dibutuhkan

Untuk menghindari kecelakaan kerja, maka proyek konstruksi membutuhkan tenaga pengawas. Khususnya yang mengetahui sistem manajemen K3. Mengapa demikian? Karena pekerjaan pada bidang ini cukup rumit. Selain itu, potensi bahayanya juga cukup besar. Berikut ini jenis petugas K3 dan pekerja yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi. Dengan syarat, telah melakukan Training K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) dan lolos ujian sertifikasi Kemnaker.

  • Pekerja Ahli

Untuk menyelesaikan proyek, maka membutuhkan pekerja ahli pada banyak bidang. Karena pekerjaan ini tidak hanya menyangkut pembangunan. Tapi juga berkaitan dengan kondisi lingkungan, instalasi listrik, mesin-mesin berat dan ahli konstruksi itu sendiri.

Pekerjaan yang cukup kompleks ini membutuhkan tenaga ahli yang mengantongi surat izin kerja. Prioritas utama ditekankan pada pekerja yang memiliki sertifikasi Kemnaker. Karena pekerja ini sudah mendapatkan Training K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) sesuai aturan pemerintah. Sehingga bisa bertugas secara resmi berdasarkan keahlian masing-masing. Terutama memperhatikan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

  • Safety Officer

Kecelakaan kerja pada konstruksi terbilang cukup tinggi. Musibah ini tidak bisa dihindari, tapi bisa dicegah. Resiko ini menyebabkan aktivitas konstruksi membutuhkan safety officer yang memiliki sertifikasi Kemnaker. Tenaga ahli saja tidak cukup untuk menjaga keamanan pekerja. Karena masing-masing bagian fokus pada bidang kerjanya.

Keberadaan safety officer yang telah menjalankan training K3 Kemnaker Konstruksi akan mengawasi jalannya K3 di area kerja. Sehingga potensi bahaya dapat terdeteksi sejak dini. Ini dapat membantu pekerja tetap aman meski menggunakan alat berat.

  • Ahli K3 Konstruksi

Manajemen K3 sangat penting diterapkan pada pekerjaan konstruksi. Upaya K3 ini dapat menjaga keamanan para pekerja. Perusahaan akan terhindar dari kerugian besar. Untuk itu, diperlukan orang khusus yang bertugas mengawasi jalannya K3 pada bidang konstruksi. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab ahli K3 Konstruksi profesional yang berhasil mengikuti Training K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja). Kelayakan seorang ahli K3 konstruksi dibuktikan dengan sertifikasi Kemnaker sesuai anjuran pemerintah.

Prinsip Kerja K3 Konstruksi Sesuai dengan Training K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Dalam proses pengerjaan proyek konstruksi memerlukan prinsip K3 yang harus dipegang setiap saat. Nilai prinsip K3 ini akan mendorong pekerja memahami bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik. Penerapan prinsip ini harus selalu dipatuhi demi keselamatan diri, orang lain maupun lingkungan.

  • Menyesuaikan Kelengkapan Administrasi

Konstruksi tak bisa berjalan tanpa melengkapi keperluan administrasi. Ini sudah termasuk dalam syarat pelaksanaan K3 konstruksi. Pemahaman ini mestinya dikuasai oleh ahli K3 bersertifikasi Kemnaker.

Sekaligus persyaratan bagi pekerja yang telah mengikuti training K3 Kemnaker Konstruksi. Surat-menyurat harus lengkap dan jelas. Surat izin tidak hanya pada pekerja tapi juga izin penggunaan jalan dan fasilitas umum.

  • Menyusun Perencanaan K3

Pengerjaan konstruksi terbatas oleh waktu, biaya dan lokasi. Sehingga perencanaan K3 harus dilakukan sejak awal. Tujuannya agar pelaksanaan proyek berjalan dengan baik, terhindar dari kecelakaan kerja. Penyusunan rencana ini melibatkan petugas K3, kontraktor dan pengawas pekerjaan.

  • Melakukan Pelaksanaan, Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sudah menjadi kewajiban bagi kontraktor atau perusahaan memperkerjakan orang yang kompeten. Terlebih lagi, penerapan K3 sudah menjadi bagian dari program pemerintah. Setiap pekerja harus terlebih dahulu mengikuti training K3 Kemnaker Konstruksi dan lolos ujian sertifikasi Kemnaker.

Jika dilihat dari pekerjaannya, konstruksi berpotensi besar terhadap kecelakaan kerja. Tapi, penempatan pekerja yang lolos sertifikasi Kemnaker setidaknya dapat mencegah resiko ini. Karena mereka telah mendapatkan Training K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja). Sehingga cara bekerjanya selalu mengikuti prosedur keselamatan.