You are currently viewing Training Kebisingan | PT. Ayana Duta Mandiri

Training Kebisingan | PT. Ayana Duta Mandiri

Gambar KEBISINGAN (NOISE)

Suara bising dari berbagai macam mesin berat memang sudah menjadi santapan sehari-hari bagi mereka yang bekerja di lingkungan kerja proyek konstruksi. Hal tersebut perlu diwaspadai karena jika terus terpapar suara bising yang berlebihan maka akan berpotensi terkena gangguan alat pendengaran.

Rangsangan suara yang berlebihan atau kebisingan (noise) bisa memengaruhi fungsi pendengaran. Salah satunya akan menimbulkan gangguan pendengaran akibat bising. Gangguan pendengaran pada syaraf ini terjadi karena adanya paparan bising yang keras dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus.

Pentingnya Pelatihan Mencegah Kebisingan (Noise)

Gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh kebisingan (noise), baik itu yang bersifat sementara ataupun permanen tidak boleh dianggap remeh dan diabaikan. Maka dari itu, kesadaran akan bahaya kebisingan (noise) harus dimiliki oleh para pekerja agar dapat segera melakukan pencegahan terhadap bahaya kebisingan.

Menggunakan pelindung telinga saat bekerja di ruangan dengan tingkat kebisingan yang tinggi merupakan upaya pencegahan yang paling penting. Para pekerja bisa menggunakan ear plug atau ear muff yang memiliki nilai NRR (Noise Reduction Rate) sesuai dengan nilai kebisingan di area kerja atau dengan NRR terbesar.

Karena tidak semua pekerja membawa Sound Level Meter (alat pengukur tingkat kebisingan) atau Noise Dosimeter (alat pengukur kebisingan untuk personal monitoring) saat bekerja, sehingga mereka tidak mengetahui besarnya frekuensi kebisingan di area kerja tersebut.

Maka dari itu, perusahaan sebaiknya memasang safety sign pelindung telinga untuk area kerja dengan tingkat kebisingan tinggi melebihi 85 dBA. Selain itu, pekerja juga harus mengetahui area kerja mana saja yang dapat menimbulkan risiko gangguan pendengaran akibat bising.

Jangan Abaikan Kebisingan di Tempat Kerja

Jangan abaikan suara bising di tempat kerja. Bagi mereka yang bekerja di proyek konstruksi, suara bising adalah hal biasa. Pekerja dan manajemen perusahaan tak boleh mengabaikan adanya suara bising di tempat kerja. Boleh jadi hal tersebut lazim, tetapi Jika terlalu sering mendengar suara bising, bisa berpengaruh ke pendengaran.

Suara bising atau noise bisa menyebabkan gangguan pada syaraf pendengaran. Dampaknya memang tidak langsung. Bisa bertahun-tahun setelahnya. Saking seringnya mendengar dan terpapar suara bising, pendengaran bisa terganggu.

Pekerja harus punya kesadaran terhadap bahaya kebisingan. Apa saja yang harus diantisipasi dan dilakukan ketika bekerja harus dipahami dan diterapkan. Keselamatan dan keamanan pekerja adalah penting. Perusahaan punya kewajiban untuk menjaga keselamatan dan keamanan pekerja.

Untuk mengetahui apa bahaya dan bagaimana cara mengantisipasi dan bahaya kebisingan diperlukan pelatihan. Suara bising tentu tak dapat dihindari di pekerjaan konstruksi. Menghentikan suara tersebut, tentu bukan solusi. Pekerja harus tahu bagaimana cara mengatasi dan melindungi diri dari bahaya kebisingan.

Pekerja bisa menggunakan pelindung telinga selama bekerja. Misalnya saja ear plug atau ear muff dengan nilai Noise Reduction Rate (NRR) sesuai dengan angka kebisingan di lingkungan kerja. Bisa juga menggunakan NRR yang paling tinggi. Sebab tidak semua pekerja membawa alat pengukur kebisingan ketika bekerja.

Training Kebisingan ini penting dan wajib diselenggarakan oleh perusahaan di sektor konstruksi atau sektor yang lingkungannya bising. Risiko harus diminimalkan, ini adalah bagian dari keselamatan dan keamanan kerja bagi karyawan.

Pengaruh Kebisingan Terhadap Pekerja

Noise atau kebisingan di tempat kerja tidak dapat diabaikan. Selain dapat menganggu pendengaran juga busa berdampak ke hal lain. Terutama bagi pekerja yang sering terpapar noise. Dampaknya tidak bisa diukur berapa lama. Bisa dalam waktu singkat bisa juga dalam jangka waktu yang lama. Pada beberapa kasus, dampak baru dirasakan ketika sudah tidak lagi bekerja.

Kebisingan juga bisa berdampak pada fisik pekerja. Tekananan darah dapat meningkat, sehingga bisa menimbulkan penyakit hipertensi. Bisa juga menyebabkan adanya gangguan sensoris, pada seseorang. Ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja.

Seseorang yang kerap terpapar suara bising ketika bekerja, juga bisa mengalami gangguan psikologis. Misalnya rasa kurang nyaman, sulit konsentrasi, mudah emosi, dan lain-lain. Jika ini dialami pekerja, tentu akan berpengaruh pada pekerjaannya.

Gangguan pendengaran adalah yang paling mungkin terjadi. Berkurangnya pendengaran, bisa menyebabkan komunikasi jadi terhambat. Pekerja akan kesulitan menerima isyarat atau tanda jika terjadi bahaya. Akibatnya kecelakaan kerja tidak dapat dihindari.

Gangguan pendengaran juga bisa terjadi secara pertahap. Misalnya pertama tidak bisa mendengar dengan jarak tertentu, namun lama kelamaan bisa menyebabkan gangguan pendengaran total atau tuli permanen. Inilah yang harus dipahami oleh pekerja dan tidak mengabaikan terhadap pentingnya Training Kebisingan.

Cara Pekerja Mengendalikan Kebisingan

Pada Training Kebisingan, pekerja akan diberi pemahaman terhadap bahaya, penyebab, dan cara mengantisipasi kebisingan. Memakai penutup atau pelindung telinga adalah salah satu cara untuk melindungi diri dari suara bising.

Ada beberapa cara yang biasa dipakai untuk menghindari suara bising di tempat kerja. Apa saja?

  • Menggunakan Peredam Suara

Pada area tertentu memungkinkan untuk dipasang peredam suara. Ini bisa dilakukan misalnya dengan menempatkan alat yang menyebabkan suara bising di tempat atau ruangan yang dilengkapi peredam suara. Dengan demikian, diharapkan bisa mengurangi kebisingan di tempat kerja.

  • Mengurangi Kebisingan Pada Sumbernya

Cara lain adalah dengan memasang peredam suara pada alat yang menjadi sumber kebisingan. Apalagi sekarang ini mesin yang digunakan sebagian besar sudah kedap suara. Teknologi canggih saat ini juga membuat mesin tidak lagi mengeluarkan suara yang bising. Jika mengeluarkan suara juga tidak terlalu menimbulkan kebisingan.

  • Memakai sumbatan atau penutup telinga

Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan memakai sumbatan atau penutup telinga. Cara ini paling dianjurkan bagi mereka yang bekerja di tempat dengan skala kebisingan tingkat tinggi. Artinya sudah tidak mungkin lagi menggunakan peredam suara atau mengurangi volume kebisingan.

Pekerja dianjurkan menggunakan NRR sesuai dengan kadar kebisingan yang ada di area bekerja. Hanya saja, tidak semua bekerja membawa alat ukur kebisingan. Oleh karena itu pekerja bisa menggunakan NRR dengan tingkatan paling tinggi.

Tujuan Training Kebisingan di Tempat Kerja

Training Kebisingan adalah bagian dari K3, yang wajib diselenggarakan oleh setiap perusahaan. Setelah mengetahui bahaya dari kebisingan, tentunya pekerja tak bisa abai begitu saja. Bukan sekadar mengetahui bagaimana cara mengatasinya, tapi juga harus mengenali jenis kebisingan, penyebab kebisingan, dampak kebisingan, dan lain-lain.

Berikut ini adalah tujuan dari traning kebisingan di tempat kerja:

  • Mengetahui Penyebab Kebisingan di Tempat Kerja

Penyebab kebisingan di tempat kerja itu beragam. Pekerja harus mengetahui apa yang menjadi penyebab kebisingan di tempat kerja. Serta apa dampaknya bagi kesehatan fisik dan psikologis.

  • Menganalisis Kebisingan

Kedua, peserta training diharapkan bisa menganalisis kebisingan di tempat kerja. Peserta dapat mengukur angka kebisingan sehingga bisa menentukan langkah antisipasinya.

  • Pengendalian Kebisingan

Peserta pelatihan diharapkan bisa membuat rencana pengendalian terhadap kebisingan. Bukan hanya di lingkungan kerjanya, akan tetapi juga terintegrasi dengan bagian lain. Misalnya dengan bagian lain di perusahaan atau pabrik ketika jam operasional, shutdown, dan juga ketika mesin pabrik mulai dinyalakan.

  • Meminimalkan Dampak Kebisingan

Setelah mampu menganalisis dan membuat program pengendalian kebisingan, langkah selanjutnya adalah manajemen dampak kebisingan. Penerapan manajemen yang tepat, untuk mengatasi atau meminimalkan dampak kebisingan.

Sehingga terjadinya kecelakaan kerja akibat kebisingan tersebut dapat diantisipasi dengan tepat.

Materi yang diberikan antara lain dasar akustik I meliputi skala decibel, penyebaran suara di dalam ruangan industri, bunyi yang timbul pada bangunan, kriteria bising, dan lain-lain. Materi lain yang diberikan adalah karakterikstik pendengaran manusia. Meliputi mekanisme pendengaran, pengaruh bising pada pendengaran, dan perlindungan pendengaran di industri,

Materi yang diberikan termasuk bagaimana menganalisis dan mengenali bising di tempat kerja, kriteria, nilai ambang batas berdasarkan peraturan yang ada, monitoring suara kebisingan, dan lain-lain.

Pelatihan dengan materi lengkap dan sistematis ini diharapkan bisa mengurangi kecelakaan kerja akibat kebisingan. Staf K3 dan juga pihak terkait harus benar-benar memahami dan bisa mempraktikkannya dengan baik di lingkungan kerja.

Training Kebisingan diikuti oleh seluruh staf K3 dan karyawan lain yang berkepentingan. Pelaksana lapangan atau pekerja yang berkaitan langsung juga wajib mengikuti Training Kebisingan. Staf pengajarnya tentu mereka yang berpengalaman dan kompeten di bidang tersebut.

Pelatihan atau training mulai dari pemberian materi berupa teori, diskusi, praktik, dan juga evaluasi. Semua peserta training harus benar-benar paham dan menguasai materi yang diberikan. Trainer juga akan memberikan studi kasus sehingga peserta paham dan bisa mempraktikkannya di sesi praktik.

Mengingat pentingnya penerapan keamanan pekerja tersebut, tidak jarang beberapa perusahaan atau lembaga membutuhkan layanan pelatihan untuk mendukung dan mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

PT. Ayana Duta Mandiri bisa menjadi mitra terbaik bagi perusahaan dalam hal ini untuk mengadakan pelatihan atau training Job Safety Analyst kepada para karyawan yang memerlukannya. Kami sendiri telah berpengalaman dalam bidang manajemen dan pelatihan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan budaya K3 di lingkungan kerja.

Demikian ulasan terkait Training Kebisingan, selamat mengikuti!

Leave a Reply